Saat Ismail pergi berkelana mencari batu, di tengah perjalanan bertemu dengan Malaikat Jibril yang memberinya sebuah batu hitam (Hajar Aswad) yang paling bagus dibawa dari Surga. Ismail pun menerima batu tersebut dengan senang hati serta membawanya pada ayahnya, Ibrahim. Pihak berwenang di Arab Saudi baru-baru ini merilis gambar dari situs-situs Islam dan arkeologi terpenting di Masjidil Haram. Gambar-gambar ini diproses secara khusus, termasuk gambar Hajar Aswad yang terlihat detail. Seperti diberitakan Arab News, Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci mengambil 1.050 foto Hajar Aswad dan tempat suci Ibrahim menggunakan teknologi Fox Stack Panorama. Teknologi ini menggabungkan gambar dengan berbagai tingkat kejelasan, untuk menghasilkan satu Gambar Hajar Aswad dengan resolusi tinggi yang akurat. Gambar berukuran 49.000 megapiksel ini diambil selama tujuh jam dan membutuhkan waktu seminggu untuk mengeditnya. Ini adalah pertama kalinya otoritas dapat menunjukkan Hajar Aswad secara detail. https://twitter.com/i/status/1389736470659874816 "Hajar Al Aswad baru-baru ini pic.twitter.com/Zz4AkaV2u0," tulis akun resmi otoritas Saudi, Haramain Sharifain, di akun Twitter resminya @hsharifain. Wakil Sekretaris Jenderal Proyek dan Badan Studi Teknik di kepresidenan, Sultan bin Ati Al-Qurashi, mengatakan pihak berwenang tertarik menggunakan teknik pencitraan terbaru ini mengingat pentingnya Hajar Aswad bagi umat Islam. Batu berwarna hitam kemerahan berbentuk lonjong ini berdiameter 30 cm dan terletak di sudut tenggara Ka'bah. Batu itu diposisikan 1,5 meter di atas tanah dan ditempatkan di dalam bingkai yang terbuat dari perak murni untuk perlindungan. Ini adalah titik awal dan akhir dari proses tawaf atau mengelilingi Ka'bah. https://twitter.com/hsharifain/status/1389568707551285257?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1389568707551285257%7Ctwgr%5E%7Ctwcon%5Es1_c10&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.arabnews.com%2Fnode%2F1853636%2Fsaudi-arabia Al-Qurashi mengatakan pihak berwenang sangat ingin mendokumentasikan Hajar Aswad dan tempat suci Ibrahim untuk menunjukkan detail teknis dan dimensi tekniknya. Gambar ini lantas dicetak menggunakan printer 3D. "Ini adalah teknik canggih yang digunakan untuk pertama kalinya dalam membangun model yang sangat menyerupai bentuk dan ukuran tempat suci Nabi Ibrahim kita," tambah Al-Qurashi. Badan Studi Proyek dan Teknik sedang membangun pameran virtual untuk menampilkan semua karya ini dalam model 3D, yang dianggap sebagai replika persis dari koleksi arkeologi. Pameran ini nantinya akan mencakup 123 karya berbeda dari Museum Arsitektur Dua Masjid Suci. Batu yang Dibawa Jibril dari Surga Mengutip Islamic and Marks, batu ini dibawa dari Jannah atau surga, yang dipersembahkan khusus untuk Nabi Ibrahim untuk ditempatkan di sudut Ka'bah. "Batu hitam turun dari surga dan itu lebih putih dari susu, tetapi dosa anak-anak Adam mengubahnya menjadi hitam." (HR Tirmidzi) Sejarah lain mencatat, dikisahkan Nabi Ibrahim AS mendapat perintah dari Allah SWT untuk membangun Ka'bah, sebagai tempat ibadah pertama yang dibangun di dunia. Dalam kitabnya, Qishash al-Anbiyaa', Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Nabi Ibrahim menemukan ada satu ruang kosong untuk menutupi tembok. Ruang kosong itu ditemukan saat pembangunan Ka'bah hampir selesai. Dari sana, Ibrahim meminta anaknya, Nabi Ismail AS, untuk mencari batu yang bisa digunakan demi menutupi ruang kosong tersebut. Ismail pun pergi berkelana mencari batu. Di tengah perjalanan, Ismail bertemu dengan Malaikat Jibril yang memberinya sebuah batu hitam (Hajar Aswad) yang paling bagus. Ismail pun menerima batu tersebut dengan senang hati serta membawanya pada sang ayah. Ibrahim bertanya pada putranya, "Dari mana kamu peroleh batu ini?" Ismail menjawab, "Batu ini aku dapat dari yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu." Keduanya lantas mencium batu hitam tersebut. Kisah ini-lah yang kemudian membuat begitu banyak umat Islam yang menjalankan ibadah haji berharap bisa mencium batu yang terletak di sudut timur Ka'bah tersebut. Tradisi lain menyebutkan bahwa Hajar Aswad adalah bidadari yang ditempatkan Tuhan di Taman Eden untuk menjaga Adam. Bagaimana pun asal mulanya, Hajar Aswad memegang peran penting dalam ritual tawaf bagi umat Islam, khususnya jemaah haji. Tawaf merupakan ritual mengelilingi Ka'bah tujuh putar dengan arah melawan jarum jam, meniru tindakan Nabi Muhammad SAW. Di akhir setiap rangkaian, jemaah melakukan ritual istilah atau mendekati Hajar Aswad untuk kemudian menciumnya di akhir tawaf. Jemaah juga bisa menyentuhnya dengan tangan atau mengangkat tangan ke arahnya sembari melafalkan takbir. Sepanjang perjalanannya, batu itu sempat dicuri dari Ka'bah sekitar tahun 930 M oleh pejuang Qarmatian. Mereka menggeledah Makkah, menodai Sumur Zamzam dan membawa Hajar Aswad ke markasnya di Bahrain. Sejarawan mencatat, batu itu dikembalikan pada sekitar 952 M ke lokasi aslinya disertai catatan yang berbunyi, "Atas perintah kami mengambilnya, dan atas perintah kami telah membawanya kembali." Penculikan itu menyebabkan kerusakan lebih lanjut, memecahkan batu menjadi tujuh bagian. Konon, penculiknya, Abu Tahir dikabarkan mengalami nasib buruk. Untuk melindungi batu yang hancur, penjaga Ka'bah membangun bingkai perak untuk mengelilingi Hajar Aswad. Arab News, Islamic and Marks
Arab Saudi Rilis Foto Detail Hajar Aswad, Batu yang Dibawa Jibril dari Surga
Kamis, 6 Mei 2021 - 05:05 WIB
Baca Juga :