Perbedaan jumlah rakaat salat tarawih NU dan Muhammadiyah bertahan hingga saat ini. NU salat dengan 23 rakaat dan Muhammadiyah 11 rakaat. Masing-masing memiliki dalil sendiri. Namun Pernah ada suatu waktu, ribuan jamaah NU takluk, “di-Muhammadiyahkan” oleh satu orang Muhammadiyah “sarang NU”. Mereka menyerah dan meminta imam shalat Tarawih cukup 11 rakaat saja sesuai cara Muhammadiyah. Ini adalah kisah nyata yang pernah dialami Abdul Rozak Fakhruddin dikenal dengan panggilan Pak AR. Beliau adalah Ketua Umum Muhammadiyah periode tahun 1971 - 1990.Suatu hari di bulan Ramadan, Gus Dur mengundang Pak AR ke Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Tiba waktu tarawih, Gus Dur mempersilahkan Pak AR memimpin ribuan jemaah tarawih yang jelas warga NU.Sebelum mulai tarawih, Pak AR bertanya pada jamaah, _ "Ini mau tarawihnya cara NU yang 23 atau Muhammadiyah yang 11 rakaat?"_ "NU...!!!" Semua jamaah kompak menyahut dengan rasa ke-NU-annya dihadapan tokoh besar Muhammadiyah tersebut.Pak AR mengiyakan saja.Lalu dimulailah shalat tarawih.Cara Pak AR menjadi imam sangat pelan, halus, kalem, sehingga baru usai 8 rakaat saja durasinya sudah melampaui shalat tarawih ala NU pada umumnya.Pak AR berkata pada jamaah sebelum lanjut takbir untuk rakaat berikutnya, _ "Ini mau lanjut 23 rakaat ala NU beneran?" Semua jamaah kompak menyahut, _
Ribuan Warga NU Ternyata Pernah “di-Muhammadiyahkan”, Tarawih Ikut 11 Rakaat
Minggu, 2 Mei 2021 - 05:05 WIB
Baca Juga :