Tegas....! Vaksin Nusantara Bukan Milik TNI

Konfrensi Pers Mabes TNI AD terkait vaksin Nusantara Di Mabes Cilangkap, Jakarta. ( Foto: Simon Tobing/ANTV) (Foto : )

TNI akan selalu mendukungnya dengan catatan telah memenuhi kriteria dan persyaratan yang telah ditetapkan oleh badan pengawas obat dan makanan (BPOM). Uji klinis Vaksin Nusantara yang diprakarsai mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto terus memantik kontroversi.TNI menjadi sorotan masyarakat setelah Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo menjadi relawan uji klinis Vaksin Nusantara itu bersama anak, istri dan menantunya.Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bahkan bereaksi dengan tegas menyatakan belum mengeluarkan izin atau persetujuan terkait pelaksanaan uji klinis fase II Vaksin Nusantara yang di gelar di gedung Cellcure Center RSPAD Gatot Subrot, Jakarta Pusat.Kini giliran, Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI) angka bicara.Mabes TNI secara tegas menyatakan Vaksin Nusantara bukanlah program TNI.Hal itu diungkapkan oleh Kepala Pusat Penerangan TNI (Kapuspen) Mayjen Achmad Riad dalam keterangannya kepada wartawan,  di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur. Senin (19/4) Pagi." Vaksin Nusantara bukan program dari TNI," ujar Mayjen TNI Achmad Riad.Didampingi Kapuskes TNI, Mayjen TNI Tugas Ratmono dan Waka RSPAD, Mayjen TNI Lukman Ma’ruh, Achmad Riad menyatakan TNI tidak menampik adanya dukungan terhadap riset Vaksin Nusantara.TNI memiliki pedoman dalam mendukung inovasi Vaksin Nusantara sesuai dengan sikap pemerintah terkait berbagai bentuk inovasi dalam negeri."TNI akan selalu mendukungnya dengan catatan telah memenuhi kriteria dan persyaratan yang telah ditetapkan oleh badan pengawas obat dan makanan BPOM," ujar Achmad.Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain mencakup keamanan, efikasi atau kemanjuran, dan kelayakan.Sebelumnya, BPOM menyebut Vaksin Nusantara belum memenuhi syarat cara pembuatan obat yang baik.BPOM bahkan menemukan komponen yang digunakan dalam penelitian Vaksin Nusantara tidak sesuai dengan pharmaceutical grade.Selain itu, kebanyakan komponen yang digunakan juga impor dan antigen yang digunakan bukan berasal dari virus Corona di Indonesia.BPOM kemudian menyarankan agar penelitian vaksin yang digawangi Terawan itu diulang dari tahap pra klinis hewan. Simon Tobing | Jakarta