Para peneliti mengatakan cat ultra-putih menggunakan pelarut akrilik standar dan dapat diproduksi seperti cat konvensional.Mereka mengklaim harga cat akan sama dengan cat saat ini di pasaran. Bahkan sebenarnya barium sulfat lebih murah daripada titanium dioksida.Mereka juga telah menguji ketahanan cat terhadap abrasi. Namun tes pelapukan jangka panjang masih diperlukan untuk menilai daya tahan jangka panjangnya.Ruan juga mengatakan cat ultra putih buatan mereka tidak berisiko bagi penglihatan orang."Permukaan kita memantulkan sinar Matahari secara tersebar, jadi daya yang mengalir ke arah tertentu tidak terlalu kuat. Itu hanya terlihat putih cerah, sedikit lebih putih dari salju," katanya.Hak paten cat tersebut telah diajukan oleh universitas dan tim peneliti. Sekarang sedang bekerja sama dengan sebuah perusahaan besar menuju komersialisasi.“Kami pikir cat ini akan tersedia secara luas ke pasar, dalam satu atau dua tahun. Saya harap, jika kita melakukannya dengan cepat,” katanya.Sementara itu, Lukas Schertel, ahli cahaya dari University of Cambridge, Inggris, yang bukan bagian dari tim peneliti mengatakan, Menggunakan cat untuk pendinginan bukanlah hal baru.Tetapi hal tersebut masih berpotensi tinggi untuk mengurangi emisi karbon dan memiliki dampak global.Schertel mengatakan konsentrasi pigmen yang tinggi dalam cat dan lapisan yang relatif tebal yang digunakan, menimbulkan pertanyaan tentang biaya. Ini karena pigmen adalah komponen utama dalam cat.Merespon hal tersebut, Ruan mengatakan, pihaknya berharap bisa mengoptimalkan cat agar bisa digunakan pada lapisan yang lebih tipis, mungkin dengan menggunakan material baru. Dengan cara ini dapat lebih mudah dalam pengaplikasian dan berbiaya yang lebih rendah.
Peneliti: Cat Ultra Putih Pantulkan 98 Persen Sinar Matahari, Kurangi Pemanasan Global
Minggu, 18 April 2021 - 05:24 WIB
Baca Juga :