Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dikabarkan ikut campur dalam kesepakatan pembelian klub Liga Premier Inggris Newcastle United yang melibatkan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman.
Seperti diberitakan Reuters yang melansir Daily Mail, pengambilalihan Newcastle United oleh konsorsium yang didukung Arab Saudi gagal di tahun lalu. Padahal nilai kesepakatan tersebut mencapai £ 300 juta atau setara Rp6,01 triliun.
[caption id="attachment_456218" align="alignnone" width="500"] (Foto: NUFCblog)[/caption]
Kegagalan rencana pengambilalihan ini terjadi karena kelompok konsorsium tersebut menolak untuk menerima tawaran arbitrase independen Liga Premier untuk memutuskan siapa yang akan memiliki klub tersebut.
Kelompok itu, yang termasuk dana kekayaan kedaulatan Arab Saudi PIF, PCP Capital Partners dan Reuben Brothers, mengatakan tahun lalu mereka mengakhiri minat mereka pada kesepakatan itu, yang telah ditunda oleh tes pemilik dan direktur Liga Premier.
Konsorsium menyalahkan lamanya evaluasi yang membuat kelompok tersebut mundur.
Mohammed Bin Salman telah mendesak Johnson untuk "mengoreksi dan mempertimbangkan kembali" keputusan yang "salah" yang diambil pihak Liga Premier, yang dituduh menghalangi pengambilalihan klub, Daily Mail melaporkan.
Johnson meminta asisten senior dan pakar Timur Tengah, Lord Eddie Lister, untuk menangani keluhan tersebut, kata laporan itu seperti dikutip Reuters.
Seorang juru bicara pemerintah Inggris tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar oleh Reuters. The Daily Mail mengutip juru bicara pemerintah yang mengatakan: "Meskipun kami menyambut baik investasi luar negeri, ini adalah masalah komersial bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan Pemerintah tidak terlibat dalam hal apa pun dalam pembicaraan pengambilalihan di Newcastle United."
Reuters