Kian Brutal, Aparat Myanmar Tembakkan Granat ke Demonstran, 80 Tewas

demo myanmar reuters2 (Foto : )

Aparat keamanan Myanmar kian brutal menghadapi demonstran. Dalam demonstrasi dekat Yangon, aparat menembakkan granat. Sebanyak 80 demonstran tewas dalam kejadian itu. Menurut lembaga pemantau tahanan politik Myanmar (AAPP) dan media lokal setempat, Penembakan granat ke demonstran terjadi di Kota Bago, sekira 90 kiloemeter timur laut Yangon, Jumat (9/4/2021).Diperkirakan lebih dari 80 demonstran tewas dalam kejadian tersebut. Rincian jumlah korban belum diketahui pasti.Ini karena menurut sejumlah saksi mata dan media setempat, aparat keamanan mengumpulkan jasad korban di sebuah pagoda dan menjaga ketat area itu.

"Ini seperti genosida," sebuah media lokal mengutip pernyataan Ye Htut, salah satu penggerak demonstrasi. Sementara berdasarkan laporan beberapa akun media sosial, banyak warga kota itu telah kabur menghindari penangkapan aparat.Sejauh ini junta militer Myanmar belum mengeluarkan pernyataan atas kejadian di Kota Bago.

Klaim Sudah Mereda

Sebelumnya AAPP merilis data korban tewas sejak junta militer melakukan kudeta militer pada 1 Februari 2021. Disebutkan, sedikitnya 618 orang tewas akibat kebrutalan aparat Myanmar.Sedangkan juru bicara junta militer, Mayor Jenderal Zaw Min Tun, dalam konferensi pers di Naypyitaw, Jumat (9/4/2021) menyebut, ada 248 warga sipil dan 16 polisi yang tewas.Zaw Min juga membantah pihaknya menggunakan senapan otomatis dalam menghadapi demonstran.Ia juga mengklaim, demonstrasi sudah mereda karena masyarakat menginginkan perdamaian. Oleh karena itu junta militer akan mengelar pemilu dalam waktu dua tahun ke depan.Namun situasi di kantong-kantong perlawanan pemberontak Myanmar kian memanas belakangan ini.Ada tiga kelompok pemberontak yang menyerang sebuah pos polisi di Naungmon, Negara Bagian Shan, Sabtu (10/4/2021) pagi kemarin.Menurut laporan media setempat, sedikitnya 10 polisi tewas dalam serangan itu.Melihat situasi Myanmar yang kian tak menentu, seorang anggota parlemen negara itu menyerukan Dewan Keamanan PBB mengambil tindakan guna menghadapi junta militer."Rakyat kami siap membayar berapa pun untuk mengembalikan hak dan kebebasan mereka," kata Zin Mar Aung, anggota parlemen yang telah dipecat.Sementara seorang penasihat senior untuk Myanmar di lembaga International Crisis Group (ICC) mengingatkan dunia, bahwa negara itu sedang di ambang menuju negara gagal."Myanmar sedang berada di ambang negara gagal, negara ambruk," kata Richard Horsey dari ICC dalam sebuah sidang PBB. Reuters