batch pertama sejumlah 1,2 juta dosis dan 1,8 juta dosis sehingga total 3 juta dosis.Vaksin yang didatangkan langsung pada Desember 2020 dalam bentuk jadi dari Sinovac dan dikemas dalam botol kecil untuk satu kali penyuntikan.Vaksin tersebut telah didistribusikan sejak Januari 2021 dan telah diberikan termasuk kepada Presiden Joko Widodo dan 1,45 juta tenaga kesehatan, serta 50 ribu petugas pelayanan publik."Jadi vaksin tersebut saat ini telah habis digunakan," katanya.Bambang memastikan bahwa vaksin yang sekarang digunakan untuk vaksinasi tahap kedua bagi kelompok lansia dan petugas pelayanan publik bukan Vaksin Coronavac batch pertama, melainkan vaksin yang datang di tahap berikutnya dalam bentuk bulk lalu diproses oleh Bio Farma."Kemasannya beda, bukan lagi botol kecil yang untuk sekali penyuntikan, tapi dalam botol besar atau vial yang berisi 10 dosis," katanya.Terkait dengan pertanyaan seputar perbedaan umur simpan vaksin, Bambang mengatakan situasi itu terjadi karena Sinovac sebagai produsen, mengacu pada hasil accelerated stability test yang dilakukan produsen yaitu 36 bulan.BPOM dalam masa izin penggunaan darurat, kata Bambang, menggunakan real time stability test . "Nah, karena semua vaksin yang diproduksi untuk covid-19, adalah vaksin baru, hingga belum tersedia data shelf life yang panjang," katanya.Data umur penyimpanan vaksin dihitung dari pengujian stabilitas saat vaksin tersebut dibuat. "Karena data stabilitas baru ada tiga bulan, sehingga diberikanlah shelf life enam bulan atau dua kali masa uji stabilitas," katanya."Semua vaksin COVID-19 yang baru diproduksi memiliki shelf life yang pendek, yang dapat diperpanjang dengan penambahan waktu pengujian stabilitas vaksin," kata Bambang menambahkan.
Bio Farma: Umur Simpan Jadi Protap Distribusi Vaksin Covid-19
Selasa, 16 Maret 2021 - 21:17 WIB
Baca Juga :