Menurut para ilmuwan, memakan daging moyet afrodisiak, sup alat kelamin macan, dan darah simpanse, dapat memicu pandemi, bahkan lebih buruk dari pada virus corona.
Seperti diberitakan The Sun, para ahli dan juru kampanye telah menyerukan peringatan tentang bagaiaman perdagangan global untuk daging dan bagian tubuh hewan liar lainnya, menjadi ketakutan mereka tentang potensi virus yang tidak dikenal muncul dan menular ke manusia.
Para ilmuwan takut bahwa hewan liar adalah salah satu bahaya terbesar dalam kemunculan virus baru yang menyebar ke manusia, ketika alam semakin menyusut sementara manusia semakin berkembang.
[caption id="attachment_446976" align="alignnone" width="600"] Daging monyet yang dijual di pasar hewan semak (Foto: The Sun/AP)[/caption]
Umat manusia semakin dalam bahaya, ketika tidak hanya terjadi kontak dengan hewan yang berpotensi mengandung virus, tapi juga memakannya atau memanennya untuk menjadi obat seksual.
Zoonosis, di mana virus ditularkan dari hewan ke manusia, sudah terjadi pada tingkat yang mengkhawatirkan saat manusia memasuki habitat hewan dan perubahan iklim mengubah pola migrasi. Lalu, konsumsi hewan eksotik, banyak yang dianggap sebagai afrodisiak, menambah risiko tersebut.
Direktur PETA (People for the Ethical Treatment of Animals), Elisa Allen mengatakan kepada The Sun Online tentang bagaimana permintaan terhadap hewan eksotik dapat menggiring pada pandemi lainnya. "Dari alat kelamin macan, tanduk badak hingga darah simpanse," kata Allen.
[caption id="attachment_446978" align="alignnone" width="600"] Lebih dari 1.000 badak dibantai setiap tahun untuk diambil cula mereka. (Foto: The Sun/Reuters)[/caption]
"Permintaan bagian tubuh hewan, untuk afrodisiak palsu, ramuan ajaib, kosmetik, piala atau konsumsi menghancurkan populasi liar," ujarnya.
Perdagangan daging semak dan pasar basah diyakini memungkinkan virus menyebar dengan kecepatan yang mengkhawatirkan karena hewan berdesakan bersama, yang berarti penyakit yang berpotensi mematikan dapat bermutasi saat mereka melintasi antar spesies.
Covid-19 diyakini menjadi contoh dari hal itu, dengan pasar basah di Wuhan, China, di mana virus itu berpotensi ditularkan dari kelelawar, ke hewan yang tidak dikenal, ke manusia, menjadi kecurigaan utama asalnya.
[caption id="attachment_446980" align="alignnone" width="600"] Kelelawar, trenggiling, dan anjing termasuk di antara hewan yang dijual di pasar basah. (Foto: The Sun/Getty Images)[/caption]
Kemudian, ia memperingatkan bahwa pandemi berikutnya bisa jauh lebih buruk dari pada Covid-19, dengan para ahli sebelumnya memperingatkan umat manusia bisa berada di jalur wabah yang lebih buruk dari pada Black Death.
Dokter ilmuwan mikroba Linda Saif mengatakan kepada The Sun Online, "Pasar hewan hidup, di mana kelelawar atau berbagai spesies hewan hadir merupakan sumber potensial untuk peristiwa limpahan zoonosis, tidak hanya untuk virus corona, tetapi yang penting juga untuk virus influenza dari berbagai spesies unggas."
Contoh daging semak termasuk, sup alat kelamin macan, yang merupakan kelezatan tradisional Asia yang menjanjikan untuk meningkatkan kejantanan pria.
Hewan yang terancam punah disembelih dan bagiannya direbus dengan obat serta rempah-rempah. Debbie Banks, penyelidik macan senior di Badan Investigasi Lingkungan, menggambarkan sup penis macan sebagai produk berstatus, tanpa nilai obat apa pun.
Studi di International Journal for Parasitology menemukan bakteri dan parasit yang dibawa oleh macan mewakili risiko yang signifikan bagi manusia.
Daging monyet juga dipandang sebagai afrodisiak yang berharga, dengan pemburu menargetkan simpanse dan monyet lutung. Padahal, monyet dikenal “bertanggung jawab” menyebarkan HIV dan Ebola ke manusia, dengan para ilmuwan di Brasil memvaksinasi monyet asli untuk menghentikan wabah Demam Kuning.
Para ilmuwan berlomba untuk mencoba dan mengidentifikasi hewan, yang berpotensi seperti yang dimakan atau digunakan dalam perdagangan daging semak, yang mungkin membawa virus mematikan.
Dari 1,67 juta virus tidak dikenal di planet ini, hingga 827.000 di antaranya dapat menginfeksi manusia dari hewan, menurut EcoHealth Alliance. Flu burung, SARS, MERS, Nipah dan demam kuning adalah contoh kutu yang berasal dari hewan, sebelum virus bermutasi dan melompat ke manusia.
The Sun