Kalau Minder Jangan Jadi Pengusaha

Rachmat Gobel menerima 3 pemuda pengusaha daerah. (ANTV|Yusufi) (Foto : )

Jadi pengusaha itu harus percaya diri. Semuanya berawal dari sesuatu yang kecil. Tidak ada yang langsung besar. Rintislah degan belajar dan kesabaran. Pandai-pandai baca peluang. Rencanakan dan ciptakan inovasi. Tiga orang anak muda minta waktu bertemu dengan seorang tokoh pengusaha kakap yang jadi politikus. Mereka mewakili rekan-rekannya yang tergabung dalam organisasi pengusaha muda. Usia rata-rata anggotanya 30 tahunan. Bisnisnya beragam. Diantaranya masih rintisan alias start-up.Mereka berharap advise dan solusi. Ingin bercerita, berkeluh kesah dan bertanya tentu saja. Bagaimana caranya bisa sukses sebagai pengusaha?"Kami ini anak daerah. Kami kadang minder dan kurang percaya diri sebagai pengusaha karena keterbatasan kami yang jauh dari pusat bisnis," kata pimpinan salah seorang dari mereka kepada sang tokoh diawal pertemuan.Belum lagi selesai mengadu dan melanjutkan penjelasan apalagi bertanya, tokoh itu langsung menyambar dengan nada suara yang tegas, "Jangan jadi pengusaha jika punya sikap minder!"Terhenyak. Mereka lantas kikuk dan malu. Belum apa-apa sudah dibilang seperti itu.Saya yang mencuri dengar pembicaraan mereka juga kaget. Tapi saya sedikit tersenyum, karena dari pernyataan tegas itu, wejangan dimulai."Jadi pengusaha itu harus percaya diri. Semuanya berawal dari sesuatu yang kecil. Tidak ada yang langsung besar. Rintislah degan belajar dan kesabaran. Pandai-pandai baca peluang. Rencanakan dan ciptakan inovasi," lanjut tokoh itu."Tapi kami sulit bersaing, Pak. Produk yang kami hasilkan bahan bakunya dari luar dan mahal. Kami kesulitan pasar. Kami dari daerah kecil. Distribusi butuh biaya lebih. Kami juga kesulitan modal yang cukup," kembali ucap salah seorang pemuda pengusaha daerah itu merespon."Saya paham. Justru disitulah tantangan kalian yang merasa banyak keterbatasan. Jangan menyerah pada keadaan. Kalian harus fight. Bergeraklah terus. Pasti ada jalan keluar. Sikap mudah menyerah dan minder akan membuat kalian selamanya jadi kecil." Tokoh itu terus melanjutkan wejangannya.Satu per satu tiga orang pemuda pengusaha itu ditanya dan ditatap matanya. Apa usahanya? Berapa modal awal usaha? Sudah berapa lama berjuang?Lewat wejangannya, sang tokoh nasional itu terus meyakinkan dan menyemangati bahwa kesuksesan bisa diraih. Kegagalan itu biasa bagi setiap pengusaha. Modal bisa dicari selama perencanaan jelas. Dia banyak memberi contoh kasus dari pengalamannya sebagai pengusaha sukses selama ini."Jangan kamu pikir saya dan teman-teman saya yang sukses sebagai pengusaha tak pernah menemui kegagalan. Kami pun pernah kesulitan dan merugi. Kami pun pernah kesulitan modal dalam skala tertentu. Itu biasa. Apalagi ketika masih muda seperti kalian. Yang penting adalah ketika gagal cepat bangkit. Belajar lagi. Rencanakan lagi. Jangan lantas putus asa dan minder," sambung sang tokoh yang sudah malang melintang sebagai pengusaha besar itu.Obrolan antara tokoh pengusaha nasional dan pemuda pengusaha itu terjadi malam hari. Pada sebuah cafe sederhana di sebuah pulau yang kehidupannya masih sederhana.Kebetulan ketika mereka berbincang saya ada di sana. Membaur dalam pembicaraan mereka, sehingga bisa menuliskan catatan ringan ini.Lalu, siapakah tokoh itu, dan siapakah 3 orang pengusaha muda daerah itu? Tokoh itu adalah Rachmat Gobel, yang kini biasa di sapa RG. Salah satu Wakil Ketua DPR-RI saat ini.Pekan lalu, RG melakukan kunjungan dua hari, 3 dan 4 Maret 2021, ke Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau. Untuk melakukan peresmian Kampus Politeknik Lingga, milik Yayasan Kemajuan Lingga Terbilang hasil sentuhan tangan dingin, Alias Wello, mantan Bupati Lingga (2015 - 2020)Siapa tak megenal RG? Tokoh nasional, tokoh olahlaga, tokoh pemuda, pengusaha sukses, mantan menteri dan kini jadi politikus pemimpin dewan leglislatif.Wajar dan perlu jika para pemuda pengusaha itu ngotot ingin bertemu sang tokoh disela-sela kesibukannya. Demi mendapatkan motivasi dan solusi atas permasalahan yang mereka hadapi sebagai pengusaha muda.Mereka, para pemuda pengusaha itu adalah anggota Himpunan Pengusaha Muda (HIPMI) dari sebuah kabupaten kepulauan, yakni Kabupaten Lingga di propinsi Kepulauan Riau. Mereka dipimpin oleh Yanuar, seorang pemuda pengusaha anggota DPRD yang juga menjabat sebagai Ketua HIPMI cabang Kabupaten Lingga.[caption id="attachment_444831" align="alignnone" width="573"] Yanuar, ST. Anggota DPRD dan Ketua HIPMI Kabupaten Lingga bersama Rachmat Gobel, Wakil Ketua DPR-RI. (ANTV|Yusufi)[/caption]Sesungguhnya mereka tidak amat terpencil, tapi wilayah mereka memang jauh dari pusat bisnis yang gemerlap. Batam, Jambi dan Tanjung Pinang adalah pusat bisnis terdekat yang harus ditempuh selama 3 hingga 5 jam lewat perjalanan darat dan melintasi selat lautan dengan speedboat.Dimasa awal kemerdekaan dan Orde Baru, Lingga dengan wilayah Dabo Singkep-nya adalah penghasil timah pertama dan terbesar di Indonesia. Disana ada Gedung Juang Bung Hatta, tempat pertama kali koperasi didirikan oleh wakil presiden pertama kita, Moh. Hatta.Cerita dan keluhan mereka dicatat dan diingat RG, untuk dicarikan solusi lewat meja anggota dewan yang mulia dan terhormat di Jakarta. Beliau sadar, itu menjadi kewajibannya sebagai pimpinan wakil rakyat. Apalagi RG pengusaha. Dia sangat paham keluhan mereka.RG menjajikan akan memberikan solusi training wirausaha tangguh bagi para pengusaha daerah dari pusat lewat networknya di Jakarta. Mecarikan solusi penyedian bahan baku yang tidak berbiaya tinggi lewat jalur distribusi yang efektif. Memberi pemahaman kepada para investor rekananya untuk melihat potensi usaha yang ada di Kabupaten Lingga. Sehingga putaran ekonomi di Lingga berputar dinamis.Dan yang tak kalah penting, RG akan bicara kepada pihak perbankan untuk memberikan kemudahan pinjaman modal bagi para pengusaha muda daerah yang potensial. Buatnya masalah modal adalah masalah klasik pengusaha. Itu punya jalan keluar selama perencanaan bisnis layak.Kita berharap semoga apa yang ampaikan RG menjadi kenyataan. Apa yang diharapkan Yanuar dan kawan-kawan putra daerahnya pun terwujud. Mendapatkan solusi dan berkembang sesuai harapan mereka usai bertemu Rachmat Gobel. *