Polisi Bongkar Makam Gadis Cantik Demonstran Myanmar yang Tewas Tertembak

Polisi Bongkar Makam Gadis Cantik Demonstran Myanmar yang Tewas Tertembak (Foto Reuters) (Foto : )

Kyal Sin atau Angel, gadis cantik yang ikut bergabung dengan demonstran Myanmar, akhir-akhir ini sedang menjadi sorotan dunia. Wanita berusia 19 tahun itu tewas karena diduga ditembak oleh polisi saat terlibat aksi demo menolak kudeta pada Rabu (10/3/2021).Kyal Sin menjadi sorotan karena fotonya saat terlibat demo menarik perhatian dunia.Dalam foto yang beredar, Ia tampak menggunakan kaus hitam bertuliskan 'everything will be ok' atau semua akan baik-baik saja dan celana jeans biru. Kyal Sin juga menjadi ikon dalam aksi demo menolak kudeta militer di Myanmar.Foto terakhir sebelum ia ditemukan tewas memperlihatkan dia sedang menoleh ke arah polisi berjaga.Seperti dikutip dari Reuters, Minggu (7/3/2021), polisi, hakim, dan dokter telah menggali makam Angel dan melakukan autopsi pada Sabtu (6/3/2021).Hal itu untuk memastikan penyebab kematian.Mereka mengaku sudah meminta izin pihak keluarga untuk melakukan penggalian makam. Tetapi tidak disebut apakah pihak keluarga Kyal Sin merestuinya atau tidak.Hasil autopsi ternyata memperjelas kematian gadis itu akibat luka tembus di bagian belakang kepala. Juga ditemukan sepotong timah berukuran 1,2 cm kali 0,7 cm di otak.Televisi pemerintah MRTV mengatakan, polisi telah berhadapan langsung dengan para pengunjuk rasa.MRTV juag menyebut luka yang membunuh Kyal Sin berasal dari peluru kaliber 38.“Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa mereka yang tidak menginginkan stabilitas, melakukan pembunuhan,” kata MRTV.Sementara para penentang kudeta mengecam aksi penggalian makam itu karena dinilai sebagai penghinaan terhadap Kyal Sin dan keluarganya.Sedangkan penduduk setempat mengatakan, penggalian itu dilakukan pada Jumat (5/3/2021) dan dilakukan oleh tim khusus bawah penjagaan polisi dan militer. Kyal Sin merupakan salah satu dari 38 orang yang tewas dalam aksi demo menolak kudeta pada Rabu (3/3/2021. Hari itu menjadi hari paling berdarah karena banyaknya korban tewas.Hingga saat ini, pihak junta militer Myanmar termasuk kepolisian belum memberikan tanggapan atas hal itu.