Pebulutangkis Indonesia Tak Bisa Ikut Swiss Open Sekaligus Tampil di All England

20210107_PBSI_Thailand Open_Lat Hari Kedua 7A (Foto : )

Pebulutangkis Indonesia tak bisa ikut Swiss Open sekaligus tampil di All England. Para pebulutangkis Pelatnas tidak bisa ikut dua turnamen seri Eropa sekaligus yaitu Swiss Open dan All England. Empat hari menjelang keberangkatan wakil Indonesia menuju turnamen Yonex Swiss Terbuka, skuad Indonesia terus mempersiapkan diri lebih intensif untuk mencapai hasil maksimal. Para pebulutangkis Pelatnas Cipayung terus berlatih baik pagi dan sore, di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur.Porsi latihan pun tidak hanya pada teknik bermain, tapi juga memperkuat fisik dengan latihan di gym. Mereka dipertsiapkan untuk mengikuti Swiss Open yang akan diselenggarakan di Basel Swiss pada 2-7 Maret 2021.Para pemain di sektor ganda campuran, menjalani latihan fisik, Selasa (23/2) sore. Dibawah bimbingan pelatih fisik, Felix Ary Bayu Marta, Gloria Emanuelle Widjaja bersama pemain lainnya melakukan latihan kecepatan dan kelincahan. Dalam latihan ini, mereka harus bergerak cepat menuju sasaran untuk menyentuh dan mematikan lampu yang menyala secara otomatis."Iya, tadi latihan mengejar lampu, fungsinya untuk melatih kecepatan dan kelincahan. Juga koordinasi kaki, tangan dan mata. Harus cepet, karena ada waktu yang dikejar. Ya cukup asyik latihan begini," ungkap Gloria kepada tim Humas dan Media PP PBSI.Gloria adalah salah satu wakil Indonesia yang akan tampil di turnamen level Super 300 ini. Bersama sang partner Hafiz Faizal, mereka diharapkan bisa mengejar prestasi maksimal. Hal ini berkaitan dengan ranking Race to Olympic mereka yang berada pada posisi kritis, yaitu ranking 8. Perbedaan poin mereka hanya berbeda tipis dengan ranking di bawahnya.Namun sayangnya, kondisi pandemi Covid-19 membuat seluruh pemain yang tampil di Yonex Swiss Terbuka tidak bisa mengikuti turnamen All England pada 17-21 Maret mendatang. Pasalnya sepulang dari Swiss, para atlet diharuskan menjalani karantina di Jakarta selama sepekan, sehingga tidak memiliki cukup waktu untuk mengejar keberangkatan ke Birmingham, Inggris.Selama menjalani karantina, para pemain juga tidak dapat berlatih. Padahal turnamen All England ini merupakan kejuaraan tertua di dunia sekaligus dengan tingkat persaingan yang lebih ketat. Dengan pertimbangan inilah Kabid Binpres PP PBSI, Rionny Mainaky, menyatakan untuk pemain yang dikirim ke Swiss, tidak dapat dikirim ke All England."Iya jadi untuk pemain-pemain Swiss itu tidak mungkin untuk lanjut tampil di All England. Karena secara persiapan tidak memungkinkan mereka bisa bermain maksimal," tutur Rionny."Ketika mereka pulang dari Swiss kan perlu karantina dulu di Jakarta, jadi waktunya tidak cukup untuk mengejar ke Birmingham. Kalau mereka langsung lanjut ke Birmingham pun risikonya terlalu besar, karena di sana penyebaran Covid-nya masih tinggi," jelas Rionny.Terkait nasib Gregoria Mariska Tunjung, menurut Rionny, anak didiknya ini tidak bisa tampil di Yonex Swiss Terbuka. Pasalnya PBSI telah menarik keikutsertaannya dari turnamen tersebut karena sang Juara Dunia Junior 2017 ini lebih difokuskan untuk tampil di All England.