BMKG Catat 50 Kali Gempa Sejak 14 Januari di Majene dan Mamuju Sulbar

gempa sulawesi barat (Foto : )

BMKG mencatat sejak 14 Januari 2021 sudah terjadi 50 kali gempa di Majene dan Mamuju Sulawesi Barat. Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, gempa Majene dan Mamuju Sulawesi Barat terus terjadi sejak gempa pembuka 14 Januari 2021. “Update info gempa Majene dan Mamuju hingga Jumat 12 Feb 2021 pukul 08.00 WITA menunjukkan telah terjadi 41 kali gempa susulan (aftershocks). Sedangkan total jumlah gempa sejak terjadi gempa pembuka 14 Januari 2021 tercatat sebanyak 50 kali dengan aktivitas gempa dirasakan sebanyak 12 kali,” tulis Daryono dalam akun twitternya @DaryonoBMKG, Jumat (12/2/2021). Daryono meyakini gempa Majene dan Mamuju sudah memasuki fase post seismic dengan kondisi tektonik segera stabil. “Dengan memahami bahwa gempa Majene dan Mamuju memiliki produktivitas gempa susulan yang sangat rendah dan didukung perhitungan estimasi peluruhan gempa yang terus meluruh, maka zona gempa Majene dan Mamuju telah memasuki kondisi post seismic, kondisi tektonik segera stabil,” cuitnya. https://twitter.com/DaryonoBMKG/status/1360074434317492225?s=20 Sebelumnya, ia menjelaskan, gempa kuat di Majene pada Kamis 14 Januari 2021 pukul 13.35 WIB merupakan gempa pembuka (foreshock) dengan magnitudo 5,9. Setelah itu disusul pada hari Jumat, 15 januari 2021 dengan magnitudo 6,2 pada pukul 01.28. “Ternyata benar, pagi ini dilaporkan dampak gempa kedua menimbulkan lebih banyak bangunan rumah rusak di Majene dan juga Mamuju. Sementara dilaporkan ada beberapa orang meninggal dunia dan ratusan orang menderita luka-luka sebagai dampak gempa,” seperti keterangan tertulis Daryono pada ANTVklik.com, Jumat (15/1/2021). Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, baik gempa signifikan pertama dan kedua yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif Mamuju-Majene Thrust. Mekanisme sesar naik ini mirip dengan pembangkit gempa Lombok 2018, dimana bidang sesarnya membentuk kemiringan ke bawah daratan Majene.