Tahun ini pesta petasan serta pagelaran barongsai ditiadakan .
Seluruh warga menghiasi rumahnya warna warni serta memasak makanan khas Tionghoa. Mereka bersiap menyambut malam pergantian Tahun Baru China 2572 Khongzili, yang digelar Kamis malam (11/2/2021).
Warga Kampung Pecinan Tambak Bayan, Surabaya Sejak Kamis pagi warga Kampung Pecinan Tambak Bayan menghias rumahnya dengan aneka hiasan warna warni seperti lampion serta mural di seluruh tembok Kampung Tambak Bayan, yang menggambarkan perayaan Imlek di massa pandemi. Warga Kampung Pecinan siapkan masakan Khas Tionghoa Tradisi imlek di perkampungan Pecinan tertua di Kota Surabaya ini biasanya ramai dikunjungi warga Kota Surabaya.
Mereka ingin melihat meriahnya perayaan imlek di kampung yang dihuni mayoritas etnis Tionghoa ini, seperti pesta petasan hingga pangelaran barongsai. Namun di masa pandemi seluruh tradisi ini ditiadakan. “Meski seluruh acara khas itu ditiadakan, warga tetap mengelar doa dan makan bersama di rumah keluarga tertua masing-masing, “ ujar Lim Kim Hua (Gepeng), Ketua Pemuda Tambak Bayan, Surabaya.
Meski tak digelar secara meriah seperti imlek dimasaa sebelum pandemi , namun perayaan imlek tetap digelar secara khidmat , tak hanya oleh warga beragama Khonghucu namun juga warga tionghoa beragama lainnya. Setiap Imlek layaknya lebaran, wargaa di Kampung Tambak Bayan saling berkunjung dengan tetangga non Tionghoa membawa hantaran kue keranjang, maupun buah buahan.
Sebagai Kota Pecinan terbesar di Pulau Jawa, Kota Surabaya merupakan kampung halaman bagi etnis keturunan Tionghoa di Indonesia, yang telah berbaur dalam harmoni warga Kota Surabaya yang multi etnis . Zainal Azhari | Surabaya, Jawa Timur