Ferdinand Hutahahean Pertanyakan Penobatan Anies Pahlawan: Follower Cuma 209

(Ferdinand Hutahaean/ Foto: Instagram@ferdinand_hutahaean) (Foto : )

Ferdinand menulis tak pantas pendiri Tesla, Elon Musk disejajarkan dengan Anies Baswedan oleh TUMI yang bukan kelasnya. Ferdinand Hutahaean yang juga mantan politisi Partai Demokrat mempertanyakan penobatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan jadi pahlawan transportasi. Penghargaan yang di inisiasi TUMI (Transformative Urban Mobility Initiative) itu ramai kembali menjadi sorotan.

Melalui Twitter, Ferdinand Hutahaean dalam cuitannya  menyoroti akun Twitter yang memberikan penghargaan kepada Anies Baswedan, pada Minggu (7/2/2021) pukul 08.00 WIB pagi. Rupanya Ferdinand mengkritik akun Twitter TUMI yang dua hari belakangan ini merilis 21 pahlawan diantaranya Anies Baswedan. Politisi ini terkejut sekaligus terpingkal mendapati akun Twitter TUMI cuma 91 kali di Retweet, 286 tweet kutipan, dan 349 like.

Sambil menampilkan tautan gambar akun Twitter TUMI yang merilis 21 Heores yang disindirnya. Dia menuding TUMI hanyalah organisasi kecil bukan lembaga internasional yang pantas memberikan penghargaan. "Ini akun Twitter TUMI, follower dan followingnya bikin geli, kupikir dia ikut program Folback. Sudah 2 hari 21 Heroes dirilis, ternyata yang komen cuma 91, RT 286 dan Like 349. Sungguh ini menunjukkan TUMI cuma organisasi kecil dan bukan lembaga internasional yang dikenal," tulis Ferdinand Hutahahean di akun Twitter miliknya.

Selanjutnya Ferdinand menulis tak kelas pendiri Tesla, Elon Musk disejajarkan dengan Anies Baswedan oleh TUMI yang tak dikenal. ”Apa? Sejajar sekelas dengan Elon Musk? TUMI yang sejajarkan? Apa itu TUMI? Ngga kenal...!!,” tambahnya. Hasil pantauan Ferdinand melalui akun media sosial lainnya, lagi-lagi ditemukan fakta yang mencengangkan dan kurang membanggakan prestasi lembaga TUMI itu. "Akun Youtube cuma 630 subscriber.

Akun Istagram cuma 209 Follower. Postingan di Facebook cuma di sukai 55 orang, 17 orang komentar dan 36 kali dibagikan. Ini indikasi bahwa memang TUMI bukan lembaga yang patut dibanggakan," bebernya. Bukan Ferdinand namanya, dia menyasar pendukung Anies yang terlalu mengagungkan penghargaan di hampir seluruh media sosial tanpa melihat latar belakang organisasi tersebut.

"Padahal, Anies dan pendukungnya sudah sangat bangga menerima penghargaan tersebut. Apa tidak melihat dulu latar belakang lembaganya?," ujarnya. “Kaum Inlander itu betapa bangganya menerima penghargaan dari asing yang kredibilitasnya sesungguhnya rendah,” kritiknya. Ferdinand menyebut lembaga TUMI tak jauh beda dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) kecil yang amat disayangkan dipercayai keberadaannya.

"Melihat informasi yang ada, dugaan saya TUMI ini sekelas LSM kecil di negeri ini, tak perduli latar lembaga dan rekam jejaknya, yang penting ada kop surat, stempel dan direktur yang memimpin. LSM seperti itu banyak bangat jumlahnya, kalau saya sih malu menerima penghargaannya," sindirnya tajam.