Seorang diplomat Myanmar di Washington mengaku mencari suaka di Amerika Serikat sebagai protes atas kudeta militer di negerinya. Maung Maung Latt, sekretaris pertama di Kedutaan Besar Myanmar di Washington DC, mengaku mencari suaka ke Amerika Serikat pasca kudeta militer.“Saya memutuskan untuk mencari suaka di negara ini karena saya tidak dapat menerima pengambilalihan kekuasaan secara tidak sah oleh militer,” katanya kepada VOA.“Ini adalah ketidakadilan total yang saya tidak bisa terima dan saya juga prihatin terutama untuk masa depan generasi muda di negara kami,” jelasnya lagi.Maung Maung Latt berharap dengan Presiden AS Joe Biden yang memberikan prioritas pada hak asasi manusia.Meski belum ada tanggapan atas permintaan suakanya, ia mengaku khawatir akan keselamatan dirinya saat ini.Maung Maung Latt menyebut, di antara para diplomat Myanmar di seluruh dunia, ada yang menyambut baik kudeta itu dan ada yang tidak menyetujuinya.Namun ia mengimbau sesama diplomat negaranya agar bergabung dalam aksi pembangkangan sipil melawan militer.Maung Latt mengatakan, kudeta militer akan menyebabkan kerusakan serius serta bencana yang tak terbayangkan bagi Myanmar.Militer Myanmar melakukan kudeta pada Senin (1/2/2021) dengan menangkap sederet pemimpin sipil negeri itu, termasuk Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint.Pasca kudeta, gerakan pembangkangan sipil bermunculan di Myanmar. Seperti puluhan rumah sakit mogok operasi.Sementara warga melakukan protes dengan cara memukul panci wajan atau benda-benda lainnya di rumah masing-masing. Sedangkan pengendara beramai-ramai membunyikan klakson di jalanan. VOA Indonesia
Berita terkait:
- Pasca kudeta di Myanmar, Facebook, Whatsapp dan Instagram diblokir
- Protes kudeta, 70 rumah sakit mogok beroperasi