Dituding Gunakan Botox Wajah, Jennifer Lopez Beri Jawaban Menohok

Dituding Gunakan Botox Wajah, Jennifer Lopez Beri Jawaban Menohok (Foto: Instagram) (Foto : )

Jennifer Lopez tak tinggal diam menghadapi berbagai tudingan miring terkait dirinya dari netizen. Penyanyi yang akrab disapa JLo itu bahkan langsung membalas tudingan yang menyebut wajahnya penuh suntikan botox. Jennifer Lopez atau JLo, baru-baru ini mempromosikan produk masker wajah dari lini kecantikan miliknya, JLo Beauty, di Instagram. Unggahan dalam bentuk video yang memamerkan wajah penyanyi berusia 51 tahun itu tanpa riasan, ternyata mengundang nyinyiran netizen.Pelantun lagu On The Floor itu tampaknya tak bisa menahan membalas komentar nyinyir yang menyebut wajahnya penuh suntikan botox. Ia pun langsung mengklaim wajahnya natural tanpa sentuhan rekayasa apapun."LOL. Itu wajah asli saya! Untuk 500 juta kali, saya belum pernah botoks atau suntik ini itu atau operasi! Sekadar mengingatkan," kata JLo dikutip dari Ace Showbiz. https://www.instagram.com/p/CKFecOZpEeL/Usai membalas komentar nyinyir netizen, JLo kembali melanjutkan mempromosikan produk kecantikan yang ia punya."Cobalah menghabiskan waktu kalian untuk menjadi lebih positif, baik hati, dan membangkitkan semangat orang lain. Jangan menghabiskan waktu mencoba menjatuhkan orang lain. Itulah membuat Anda tetap muda dan cantik juga!!! Cinta untuk kalian," ujarnya kemudian.Sementara itu, di antara kesibukan JLo mempromosikan label kosmetikanya dan menanti pernikahannya yang tertunda akibat pandemi, musisi yang juga aktris itu akan membintangi dan memproduseri film produksi layanan streaming Netflix yang bertajuk The Cipher.https://www.instagram.com/p/CKDHCk4p-MY/Seperti dilansir Hollywood Reporter, ia akan didampingi oleh Elaine Goldsmith-Thomas and Benny Medina sebagai produser. Kemudian Lopez akan memerankan karakter Nina Guerrero.The Cipher sendiri merupakan film adaptasi dari novel bertajuk sama karya Isabella Maldonado. Novel bergenre fiksi ini pertama kali terbit pada November lalu. Cerita novel itu fokus pada karakter agen FBI bernama Nina Guerrero, yang terlibat dalam suatu kasus pembunuhan berantai oleh seorang laki-laki.