Beredar Kabar Ada Chip dalam Vaksin Corona Sinovac, Ini Kata Satgas Covid-19

Beredar Kabar Ada Chip dalam Vaksin Corona Sinovac, Ini Kata Satgas Covid-19 (Foto Dok. BNPB) (Foto : )

Program vaksinasi untuk menekan pandemi Covid-19 telah dimulai pada 13 Januari lalu. Penyuntikan vaksin Sinovac produksi China itu pun banyak yang meragukannya. Seiring perjalanan waktu, sejumlah berita bohong atau hoaks terkait vaksin biatan Sinovac itu pun beredar.Salah satu isu yang tengah beredar adalah soal chip di dalam vaksin corona Sinovac. Chip itu disebut terkandung di dalam vaksin yang nantinya bertujuan sebagai pelacak terhadap penggunanya.Menanggapi hal itu, Jubir Satgas Covid-19 Prof Wiku Adisasmito memastikan hal itu adalah tidak benar.Sebelum akhirnya dipesan dan disuntikkan kepada Presiden Jokowi, BPOM telah memastikan bahwa vaksin Sinovac aman untuk digunakan."Pada kesempatan ini, saya tegaskan bahwa berita ini adalah berita bohong atau hoaks. Tidak ada chip di dalam vaksin. Saya tegaskan pemerintah dan tim peneliti terus memantau perkembangan kesehatan para relawan. Hal inilah yang mendasari vaksin Sinovac dinyatakan aman oleh BPOM." ujar Wiku dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (19/1/2021).Meski begitu, Wiku membenarkan terkait penempatan barcode yang disematkan pada tiap botol vaksin yang ada.Alih-alih untuk melacak masyarakat seperti hoaks yang berkembang, Wiku menyebut barcode itu hanya untuk kepentingan pelacakan distribusi vaksin."Terkait kode yang disinyalir ada pada vaksin. Kode tersebut tertera pada barcode yang menempel pada botol cairan vaksin. Tidak akan menempel pada orang yang divaksin. Kegunaan barcode tersebut adalah semata-mata untuk pelacakan distribusi produk vaksin. Sama sekali tidak dapat difungsikan untuk melacak keberadaan masyarakat yang telah divaksin," jelasnya.Terkait data yang memang dihimpun pemerintah untuk seluruh penerima vaksin. Wiku menegaskan informasi itu dipastikan aman dari ancaman adanya kebocoran data. Wiku mengatakan, seluruhnya dijamin kepastian hukumnya oleh UU."Di samping itu, masyarakat juga harus mengerti bahwa informasi yang diberikan oleh pemerintah selama proses vaksinasi terjamin kerahasiaan. Dan semata-mata digunakan untuk kepentingan proses vaksinasi," ungkap Wiku.Terakhir, Wiku kembali mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati akan banyaknya berita hoaks yang tersebar belakangan ini. Selain itu, Wiku juga berharap masyarakat dapat lebih bijak. Terutama dalam menanggapi pemberitaan yang beredar sebelum menyebarluaskannya."Masyarakat juga seharusnya tak sebarkan informasi yang sifatnya hanya memprovokasi, terlebih yang tidak dapat dipertanggung jawabkan isinya. Ingat bahwa mengaitkan 2 hal yang tidak berhubungan sangat berbahaya. Dan pada akhirnya masyarakat sendirilah yang akan sangat dirugikan oleh berita-berita tersebut," pungkasnya, seperti dikutip dari Kumparan.