Lima hari pasca gempa yang melanda wilayah Majene, Sulawesi Barat, empat desa yang ada di Kecamatan Ulumannda masih terisolir. Sejumlah relawan yang akan menyalurkan bantuan hanya mampu mencapai dua desa dan menempuh jalur yang ekstrim. Salah satu titik longsor yang cukup besar yang memutus akses jalan penghubung enam desa di Kecamatan Ulumanda dengan ibukota Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Puluhan relawan dari Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia, Makassar bahkan harus menyebrangi longsor dengan diangkat menggunakan alat berat ekskavator.[caption id="attachment_427439" align="alignnone" width="900"] Tim relawan hanya mampu mencapai dua desa untuk menyalurkan bantuan bagi korban gempa (Foto: ANTV/ Rasman A. Rahman)[/caption]Setelah menempuh perjalanan selama hampir dua jam, tim relawan akhirnya berhasil sampai di Desa Salutambung dan Kabiraan. Tim kemudian menyerahkan bantuan berupa bahan makanan, selimut, tikar hingga susu balita kepada ratusan pengungsi yang mendirikan tenda di tanah lapang.Koordinator tim relawan FT UMI Makassar, Zakir Sabara mengatakan, empat desa lainnya, yakni Desa Pupenga, Ulumanda, Tandiallo dan Pangallo hingga saat ini masih terisolir. Banyaknya material longsor yang menimbun jalan, membuat para relawan tidak dapat menembus empat desa tersebut. Tidak kurang 4000 jiwa hingga saat ini masih terisolir dan tidak diketahui nasibnya, lantaran tidak adanya jaringan telekomunikasi diempat desa tersebut.Pasca gempa beruntun yang menerjang Majene, Sulawesi Barat, BPBD mencatat 11 orang meninggal dunia, 64 orang mengalami luka berat serta ratusan rumah warga mengalami rusak parah.Rasman Abdul Rahman |Majene, Sulawesi Barat