Indonesia diramalkan akan menjadi salah satu negara penghasil nikel terbesar di dunia. Potensi ini harus dimanfaatkan secara menyeluruh. Menurut Dosen Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Bagas Pujilaksono Widyakanigara, sudah seharusnya pemerintah memikirkan nikel secara komprehensif. Bukan hanya fokus ke mobil listrik.Menurut Bagas, pemerintah harus lebih konprehensif untuk memanfaatkan sumber daya nikel yang dimiliki.Jika nikel (Ni) hanya dibuat baterai untuk mobil listrik, maka hasilnya tidak seberapa dibandingkan dengan jika nikel dibikin sebagai alloying element. Termasuk pada pembuatan baja tahan karat, baja untuk keperluan khusus atau Ni base superalloy.“Hasil hitungan sederhana saya, pemerintah akan memperoleh masukan keuangan jauh lebih banyak jika membangun industri metalurgi dibandingkan battery mobil listrik. Karena, life cycle and price dari produk,” kata Bagas dalam keterangannya, seperti dikutip dari kontan.co.idIa menambahkan, tidak ada satupun negara maju saat ini yang tidak memiliki industri logam dasar dan kimia dasar yang kuat. Kedua industri tersebut adalah industri hulu yang sangat menentukan nasib industri hilir. Misal otomotif, permesinan, manufaktur, konstruksi, kedokteran, farmasi, tekstil, makanan dan minuman, dan lain-lain.[caption id="attachment_423210" align="aligncenter" width="800"]
Indonesia Diprediksi Jadi Salah Satu Negara Penghasil Nikel Terbesar di Dunia
Jumat, 8 Januari 2021 - 04:10 WIB
Baca Juga :