Temuan Benda Diduga Drone Laut, Begini Penjelasan KSAL

drone (Foto : )

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono angkat bicara soal temuan benda diduga drone laut di Selayar. Begini penjelasannya. Dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (4/1/2021), KSAL Laksamana Yudo Mardono menjelaskan soal benda diduga drone laut yang ditemukan di Selayar, Sulawesi Selatan.  Menurutnya, benda yang ditemukan itu merupakan sea glider.  "Pada pagi hari ini saya akan menyampaikan tentang alat atau sea glider yang kemarin ditemukan nelayan dari Desa Majapahit, Selayar, yang mana dari temuan tersebut saya bawa ke Hidrosal karena ini lembaga yang kompeten untuk meneliti adanya peralatan tersebut. Jadi supaya lebih real adanya sehingga alat tersebut kita bawa ke sini," kata KSAL di Pushidrosal, Ancol, Jakarta, seperti dilansir RRI.co.id. Menurut KSAL, benda itu akan diteliti lebih dahulu agar informasi yang disampaikan tidak simpang siur. "Jadi saya nggak mau berandai-andai supaya rekan-rekan semuanya jelas tentang penggunaan maupun fungsi dari alat yang ditemukan di Kabupaten Selayar. Sehingga kemarin pagi alat tersebut kita bawa dari Surabaya ke Jakarta supaya jelas apa fungsi maupun kegunaan dari alat tersebut," katanya.

Karakteristik Sea Glider

KSAL mengatakan, karakteristik sea glider terbuat dari aluminium dengan dua sayap dan propeller serta antena belakang. Sedangkan di badan sea glider juga terdapat instrumen mirip kamera. "Data-datanya, badan terbuat dari aluminium dengan dua sayap 50 cm, panjang bodi 225 cm, kemudian propeller 18 cm di bawah, panjang antena yang belakang 93 cm. Kemudian terdapat instrumen mirip kamera terletak di bodi, ini yang di atas sini. Kemudian tidak ditemukan ciri-ciri perusahaan negara pembuat. Ini dia, tidak ada tulisan apa pun di sini, dari awalnya demikian. Kita tidak merekayasa, masih persis seperti yang ditemukan nelayan," jelas KSAL. Menurutnya, sea glider biasa dipakai untuk keperluan survei dan data oseanografi. "Bahwasanya alat ini banyak digunakan untuk keperluan survei atau untuk mencari data oseanografi di laut, di awah lautan. Ini bisa diakses melalui website oleh semua yang bisa mengakses data. Alat ini bisa digunakan untuk industri maupun digunakan untuk pertahanan. Tergantung siapa yang memakai," katanya. Sebelumnya, seorang nelayan menemukan benda ini pada 20 Desember 2020. Lokasi penemuan berada di rute maritim penting yang menghubungkan Laut China Selatan dengan Australia. Berita terkait: Heboh penemuan drone laut diduga milik China.  Melansir ABC Indonesia, lewat media sosial, seorang analis keamanan menyebut drone itu sangat mirip dengan UUV SeaWing milik China.
Sementara situs pertahanan Naval News melaporkan bahwa UUV SeaWing tidak memiliki motor tenaga penggerak.
Jadi untuk bergerak, drone menggunakan teknik daya apung variabel dengan minyak terkompresi dan balon yang dapat mengembang atau mengempis di dalamnya. RRI.co.id, ABC Indonesia, Naval News