Masker adalah wajib, pertemuan di dalam dan di luar ruangan dilarang dan jam malam harus diberlakukan. Bagi yang melanggar akan didenda dan dipenjara. Afrika Selatan (Afsel) menerapkan kembali pembatasan sosial yang lebih ketat pada Senin (28/12). Hal itu dilakukan guna mencegah peningkatan kasus Covid-19."Mulai saat ini, setiap orang wajib memakai masker di ruang publik. Seseorang yang tidak mengenakan masker kain penutup hidung dan mulut di tempat umum akan melakukan pelanggaran," kata Presiden Afsel Cyril Ramaphosa.Seperti diberitakan Al Jazeera , sang Presiden juga mengancam warga yang melanggar peraturan tersebut dapat didenda atau dihukum penjara tidak lebih dari enam bulan.“Atas putusan bersalah, mereka akan dikenakan denda atau penjara untuk jangka waktu tidak lebih dari enam bulan, atau denda dan penjara."Ramaphosa pun mengumumkan bahwa tempat yang tidak penting, termasuk toko, restoran, bar, dan semua tempat budaya harus tutup pada pukul 20.00.Penjualan alkohol dari gerai ritel dan konsumsi alkohol di tempat tidak diizinkan. Aturan tersebut bakal berlaku selama dua pekan. Peninjauan akan dilakukan pada akhir penerapan pembatasan.Keputusan Afsel menerapkan pembatasan sosial secara ketat diambil setelah negara tersebut melaporkan penemuan kasus varian baru SARS-Cov-2 penyebab Covid-19. Disebut sebagai 501.V2, jenis baru virus corona itu ditemukan tim ilmuwan sekitar Afsel yang telah melacak genetika virus.Pada Ahad (27/12), Afsel mencatatkan satu juta kasus Covid-19. Pandemi telah membunuh lebih dari 27 ribu warga di sana.Pembatasan luas diberlakukan setelah pihak berwenang mengonfirmasi varian virus Corona baru telah ditemukan beredar di negara itu.Disebut sebagai 501.V2, jenis baru ini ditemukan oleh tim ilmuwan di sekitar Afrika Selatan yang telah melacak genetika virus.Varian tampaknya difokuskan di selatan dan tenggara negara itu dan telah mendominasi temuan dari sampel yang dikumpulkan sejak Oktober."Para dokter dan petugas kesehatan yang menyerukan pembatasan ini," kata Haru Mutasa dari Al Jazeera, melaporkan dari Port Elizabeth yang kini telah berubah menjadi hotspot virus corona di negara itu.“Mereka mengaku sama sekali tidak terkejut dengan maraknya infeksi, yang mengejutkan mereka adalah betapa cepatnya hal itu terjadi,” tambahnya.Wabah di negara yang paling parah terkena dampak di Afrika tampaknya dipercepat dengan satu juta kasus terjadi sembilan hari setelah negara itu melaporkan 900.000 kasus.Beberapa rumah sakit dan pusat medis telah melaporkan bahwa bangsal mereka dipenuhi dengan pasien virus Corona dengan banyak petugas kesehatan membatalkan liburan mereka untuk mengatasi gelombang besar itu.Menurut Mutasa, orang telah gagal untuk mematuhi batasan dasar, bepergian ke seluruh negeri, mengunjungi teman dan keluarga tanpa memakai masker atau mempraktikkan jarak sosial.“Di provinsi Eastern Cape orang memberi tahu Anda bahwa mereka memiliki hingga tujuh orang dalam keluarga yang meninggal karena Covid-19. Anda mendengar cerita orang-orang yang menghadiri pemakaman dan jatuh sakit, ”katanya. Al Jazeera
Tak Pakai Masker di Negara ini Bakal Dijebloskan ke Penjara
Rabu, 30 Desember 2020 - 05:44 WIB
Baca Juga :