Pemerintah Akan Lanjutkan Program Kartu Prakerja di 2021

wapres webinar kartu prakerja (Foto : )

Wapres Ma’ruf Amin menjelaskan, pemerintah akan melanjutkan program Kartu Prakerja di tahun 2021. Pasalnya dampak Covid-19 masih dirasakan hingga 2021.   Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) telah berdampak luas terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat, terutama pada sektor ketenaga kerjaan. Banyak tenaga kerja mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) serta penutupan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Selain itu, pertumbuhan angkatan kerja baru dan minimnya pelatihan ketenaga kerjaan juga menambah kompleksitas terhadap permasalahan ini. Oleh karena itu, pemerintah melakukan kebijakan extraordinary untuk mengatasinya dengan memberikan pengembangan kompetensi kepada para pencari kerja melalui Program kartu Prakerja.“Pemerintah melalui Program Kartu Prakerja yang seluruh pelaksanaannya memanfaatkan teknologi digital, berupaya mendorong pengembangan kompetensi para pencari kerja, pekerja yang terkena PHK, atau pekerja yang membutuhkan peningkatan keterampilan, termasuk bagi para UMKM yang tutup usahanya karena pandemi,” tutur Wakil Presiden Ma’ruf Amin pada acara Silaturahmi Wakil Presiden dengan Penerima kartu Prakerja melalui konferensi video di kediaman resmi Wapres, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (28/12/2020).Lebih lanjut Wapres menuturkan, hasil survei Angkatan kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2020 menunjukkan bahwa 88.9 persen peserta Program Kartu Prakerja menyatakan terdapat peningkatan keterampilan yang dirasakan setelah mengikuti program. Sementara hasil survei manajemen pelaksana Kartu Prakerja menunjukkan bahwa lebih dari 83 persen peserta menyatakan telah meningkat keterampilan kerjanya baik skilling (kemampuan), reskilling (kemampuan baru), dan upskilling (peningkatan kemampuan). Program ini juga telah berhasil mencapai target kepesertaan 100 persen, yaitu 5.6 juta orang dari 43 juta orang yang mendaftar. Untuk itu, program ini harus terus dilanjutkan agar para pencari kerja dapat terus berkarya meskipun di masa pandemi.“Harapannya di tengah situasi pandemi ini, para pekerja dapat meningkatkan keterampilannya dan mendapatkan pekerjaan lagi atau dapat membuka usaha baru. Selain itu, dalam program Kartu Prakerja terdapat komponen insentif yang bertujuan untuk menjaga daya beli pekerja yang menurun akibat pandemi,” ungkap Wapres.Menutup sambutannya Wapres berpesan, agar seluruh peserta Program Kartu Prakerja dapat menularkan informasi kepada rekan pekerja lainnya sehingga cakupan penerima manfaat program Kartu Prakerja dapat diperluas lagi. Serta kepada manajemen pelaksana Kartu Prakerja untuk terus melakukan inovasi dalam pelaksanaan programnya sehingga dapat memberikan hasil lebih optimal lagi di tahun berikutnya.“Saya berharap berbagai kendala yang dihadapi atau aspirasi dari peserta program pada tahun 2020 ini dapat memicu inovasi baru pada pelaksanaan Program Kartu Prakerja Tahun 2021 sehingga pelaksanaan program dapat berjalan lebih optimal lagi,” pungkas Wapres. Program Kartu Prakerja Sebelumnya Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari, mengatakan bahwa pelaksanaan Program Kartu Prakerja dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Adapun para peserta Program Kartu Prakerja adalah masyarakat yang berusia minimal 18 tahun dan tidak sedang sekolah/kuliah. Peserta akan mendapat insentif setelah menyelesaikan minimal 1 paket pelatihan.“Prakerja ini adalah conditional cash transfer, dimana penerima Program Kartu Prakerja tidak akan menerima insentif sebelum menyelesaikan minimal 1 pelatihan,” terangnya.Denni juga menjelaskan bahwa komunitas Program Kartu Prakerja terdiri dari pemerintah, mitra platform digital, mitra pembayaran, 150 lembaga pelatihan yang menyediakan lebih dari 1.600 jenis pelatihan, rumah siap kerja yang didirikan oleh Sandiaga Uno, para aksesor yang menguji konten pelatihan, serta para penerima Program Kartu Prakerja yang disebut Sobat Prakerja yang telah mencapai 5.6 juta orang yang tersebar di 514 kabupaten/kota di Indonesia.“Kartu Prakerja ini ternyata juga inklusif, sebanyak 1,8% penerima adalah mantan pekerja migran Indonesia, 2,1% penerima berasal dari daerah kabupaten tertinggal, 5% adalah penyandang disabilitas, 4% berusia di atas 55 tahun, yang itu terbukti bahwa Prakerja dapat memfasilitasi lifelong learning, 19% penerima Kartu Prakerja pendidikannya terakhirnya hanya SD/SMP,” tandasnya.