, aksi Mason memakai jas hazmat terekam selama ujian sekolah Rabu (16/12) pekan lalu.Saat itu, karena hazmatnya, Mason terlihat menonjol di antara para siswa Spring Woods High School lainnya.Sekilas, aksi Mason itu mungkin akan dianggap berlebihan bagi sejumlah orang. Namun, Mason melakukannya karena sebab tertentu.Mason mengaku bahwa ibunya Margarita, menderita komplikasi medis yang parah. Mason sendiri tidak menjelaskan secara detail penyakit yang diderita Margarita.Namun, yang pasti, kondisi medis itu akan berisiko tinggi jika Margarita tertular penyakit COVID-19.Demi kepentingan ibunya, Mason berinisiatif untuk membungkus kepala hingga ujung kakinya dengan hazmat."Aku harus memakai baju hazmat, dengan begitu aku bisa melindungi keluargaku," ujar Mason.Sementara, saat dihubungi, keluarga Mason menambahkan bahwa aksi Mason memakai hazmat tidak lain ada kaitannya dengan Spring Woods High School dan distrik tempat mereka tinggal.Mereka menyebut bahwa pihak sekolah dan distrik setempat tidak menanggapi pandemi COVID-19 secara serius.Hal itu terbukti bagaimana mereka telah mencoba segala cara agar distrik membuat pengecualian ujian untuk sekolah Mason.Namun, ujung-ujungnya, sekolah Mason tetap melakukan ujian akhir secara langsung. Padahal, sebelum ujian, pihak sekolah memberlakukan proses belajar mengajar secara virtual.Selain itu, pihak keluarga juga mencatat bahwa pada bulan ini, mereka berulang kali telah menerima laporan kasus positif di SMA tempat Mason sekolah."Saya tidak ingin sakit. Saya tidak ingin berakhir di rumah sakit. Saya tidak ingin suami saya berakhir di rumah sakit karena distrik sekolah tidak peduli," ucap Margarita.Sementara itu, pihak sekolah bergegas merespons dengan pembelaan pasca aksi memakai hazmat dari Mason menjadi viral.Dalam pernyataan panjangnya, pihak sekolah menegaskan bahwa mereka telah mengikuti pedoman negara bagian. Mereka juga mengklaim telah mementingkan keamanan selama pandemi."Spring Woods High School telah bekerja dengan keluarga belajar jarak jauh untuk menyediakan akomodasi pengujian bagi sekitar 50 siswa."Siswa akan mengikuti ujian di luar ruangan di meja individu yang berjarak 10 kaki. Sebelum memasuki halaman sekolah menengah, suhu semua siswa akan diambil. APD, pembersih tangan, dan protokol kesehatan dan keselamatan lainnya akan diterapkan mulai dari masker wajah hingga jarak sosial yang tepat. Satu pengawas ujian akan ditugaskan untuk setiap enam siswa."Mengenai keluarga yang menghubungi tim Anda, Sekolah Menengah Spring Woods telah menawarkan beberapa opsi pengujian kepada keluarga itu, termasuk opsi pengujian siswa sendirian di ruangan dengan hanya satu pengawas yang mengenakan APD. (Tetapi) Keluarga itu menolak semua pilihan," terang pihak sekolah dalam sebuah pernyataan. World of Buzz
Takut Terpapar Corona, Siswa SMA Nekat Pakai Hazmat ke Sekolah
Rabu, 23 Desember 2020 - 07:14 WIB
Baca Juga :