Gubernur DKI: Perekonomian Jakarta Triwulan III 2020 Minus 3,81 Persen

Gubernur DKI: Perekonomian Jakarta Triwulan III 2020 Minus 3,81 Persen (Foto : )

Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada triwulan III 2020 minus 3,82 persen jika dibandingkan pada periode yang sama tahun 2019. Penurunan ini sebagai dampak pandemi covid-19.  Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2017-2022 Provinsi DKI Jakarta karena adanya bencana nasional pandemi covid-19. Untuk itu, diperlukan pengembangan visi agar relevan dengan kondisi selama dan pascapandemi. "Kita semua harus mengantisipasi bukan saja untuk menyelesaikan krisis hari ini, tetapi kita juga harus mulai memikirkan tentang apa yang harus kita kerjakan sesudah krisis ini nantinya kita lewati," kata Anies di Jakarta, Selasa (22/12/2020), dilansir dari Viva. Ia menerangkan, dari sisi pertumbuhan ekonomi, selama dua triwulan berturut-turut perekonomian DKI Jakarta mengalami kontraksi dan resmi memasuki resesi. Pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan II-2020 sebesar minus 8,23 persen dan pada triwulan III membaik pada angka minus 3,82 persen (y-on-y). Adapun, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada 2020 minus 2 persen sampai dengan minus 1,6 persen. Sementara itu, pada 2021, pertumbuhan DKI diproyeksi kembali ke 5-5,4 persen dan 2022 semakin membaik pada kisaran 5,8-6,2 persen. "Artinya kita mengalami kontraksi yang serius di tahun 2020, tapi mungkin kita termasuk yang paling cepat untuk kembali di dalam perputaran perekonomian karena kesiapan dari kita semua," katanya. Ia menerangkan, selama pandemi orang-orang membatasi kegiatan. Hal tersebut merupakan penyebab utama yang secara alamiah turut berpengaruh terhadap kontraksi ekonomi. "Jadi (kontraksi ekonomi) bukan karena salah perhitungan dalam kegiatan investasi pelaku-pelaku ekonomi di Jakarta, tapi karena supply dan demand mengalami penurunan yang amat serius akibat kita semua harus melakukan pencegahan terhadap penularan virus lewat pengurangan aktivitas (ekonomi)," ujarnya. Antisipasi kondisi pascapandemi Lebih lanjut, kata dia, setelah masa pandemi dan krisis ini lewat dan tidak bisa business as usual. Ada banyak pelajaran, ada banyak pengalaman berharga yang semua ambil di dalam perjalanan satu tahun ini. Anies menegaskan, Pemprov DKI Jakarta harus mampu untuk membangun kembali dengan lebih baik. Arah pembangunan Provinsi DKI Jakarta adalah menuju City 4.0 di mana pembangunan kota dilaksanakan dengan cara kolaborasi antara pemerintah dengan seluruh masyarakat dan dunia usaha. Sebagai antisipasi atas kondisi pascapandemi, visi dan kebijakan pembangunan Kota Jakarta dilakukan pengembangan antara lain melalui, perencanaan ruang berbasis neighbourhood, di mana semua kebutuhan warga dapat terpenuhi tanpa perlu menempuh jarak jauh, fasilitas dan layanan dasar kota yang berketahanan. Kemudian, peningkatan infrastruktur digital sebagai tulang punggung dari tata kelola pemerintahan modern yang berbasis data dan teknologi, integrasi data kependudukan untuk menghasilkan intervensi sosial yang tepat sasaran dan reformasi dunia ekonomi dengan mendorong industri berbasis pengalaman dan nilai tambah. "Ini semua adalah beberapa tambahan atas visi Jakarta, sebagai bagian dari kita mengambil hikmah atas ujian selama satu tahun yang kita hadapi ini. Jadi dengan begitu, ke depan kita akan bisa melihat Jakarta yang bisa bukan hanya bertahan selama masa pandemi, tetapi lebih baik sesudah masa pandemi," katanya. Terkait dengan indikator kinerja, menurutnya, tidak semua target dari indikator kinerja itu perlu direvisi. Hanya 52,63 persen indikator sasaran dan 30,19 persen indikator program yang disesuaikan. Penyesuaian ini diutamakan untuk indikator kinerja yang paling berpengaruh atau paling terdampak atas kondisi sosial-ekonomi yang kemarin mengalami pemburukan dan juga akibat adanya kontraksi dalam APBD. Viva