Menghasilkan foto yang tajam adalah sesuatu yang diinginkan sebagian besar fotografer, tetapi foto yang bersih dan tajam sulit untuk dicapai.
Banyak faktor yang menyebabkan kurangnya ketajaman sebuah foto, diantaranya fokus yang buruk. Memotret diluar fokus biasanya terjadi karena terlalu dekat dengan subjek sehinga memilih aperture yang menghasilkan depth of field yang sangat sempit, atau mengambil gambar terlalu cepat tanpa memeriksa fokus.
Jenis keburaman lain dalam bidikan adalah hasil dari pergerakan subjek, ini umumnya terkait dengan kecepatan rana yang terlalu lambat. Kemudian goyangan kamera, Ini sering kali berkaitan dengan kecepatan rana dan kestabilan kamera.
Lalu noise, hasil foto terlihat seperti memiliki banyak titik kecil di atasnya juga mempengaruhi ketajaman foto.
Lalu bagaimana cara menghasilkan foto yang tajam? Berikut 10 tipsnya, seperti dilansir dari laman Digital Photography School.
1. Pegang kamera dengan baik
Banyak keburaman dalam foto terjadi akibat goyangan kamera, yaitu pergerakan kamera selama sepersekian detik saat rana kamera terbuka.
Meskipun cara terbaik untuk mengatasi goyangan kamera adalah dengan menggunakan tripod, ada kalanya penggunaan tripod tidak praktis.
Gunakan kedua tangan, dekatkan kamera ke tubuh Anda, dan dukung diri Anda dengan dinding, pohon, atau benda padat lainnya.
2. Gunakan tripod
Penggunaan tripod adalah sebagai cara untuk mengurangi dan bahkan menghilangkan goyangan kamera.
Meskipun tripod tidak selalu praktis, namun hasil yang akan kita peroleh lebih memuaskan.
3. Pilih kecepatan rana cepat
Salah satu hal pertama yang perlu dipikirkan dalam menghasilka foto yang tajam adalah kecepatan rana yang kita pilih.
Semakin cepat kecepatan rana, semakin sedikit dampak guncangan kamera, dan semakin membekukan gerakan dalam bidikan kita.
Hasilnya, kita mengurangi kemungkinan dua jenis utama keburaman sekaligus yaitu gerakan subjek dan gerakan kamera.
Ada beberapa aturan yang direkomendasikan dalam pemilihan kecepatan rana terkait panjang fokus lensa yang kita gunakan. Kecepatan rana harus lebih besar dari panjang fokus lensa.
Berikut aturannya,
- Jika kita memiliki lensa dengan panjang 50mm, jangan memotret lebih lambat dari 1/60 detik
- Jika kita memiliki lensa dengan panjang fokus 100mm, bidik pada 1/125 detik atau lebih cepat
- Jika kita memotret dengan lensa 200mm, bidik pada 1/250 detik atau lebih cepat
Ingatlah bahwa semakin cepat kecepatan rana, semakin besar kita perlu membuat apertur untuk mengimbanginya. Ini berarti kita memiliki kedalaman bidang yang lebih kecil, yang membuat pemfokusan lebih menjadi tantangan.
4.
Pilih bukaan yang lebih sempit
Apertur memengaruhi kedalaman bidang (zona yang menjadi fokus) foto kita. Mengurangi ukuran aperture yang berarti meningkatkan f-number akan meningkatkan depth of field - artinya zona dalam fokus akan menyertakan objek dekat dan jauh.
Lakukan yang sebaliknya (dengan berpindah ke f / 4, misalnya), dan latar depan serta latar belakang gambar kita akan lebih tidak fokus.
Ingatlah bahwa semakin kecil apertur, semakin lama kecepatan rana yang dibutuhkan - yang membuat subjek bergerak lebih sulit untuk tetap tajam.
5.
Jaga ISO serendah mungkin
Elemen ketiga dari segitiga eksposur adalah ISO, yang berdampak langsung pada
noise foto Anda.
Pilih ISO yang lebih besar, dan kita akan dapat menggunakan kecepatan rana yang lebih cepat dan apertur yang lebih kecil. Di sisi lain, ini akan meningkatkan
noise dalam foto kita.
Tergantung pada kamera dan seberapa besar kita berencana untuk memperbesar foto. Mungkin kita dapat menggunakan ISO hingga 400 atau bahkan 800 hingga1600 pada beberapa kamera tanpa terlalu banyak noise.
Namun untuk gambar yang tajam, pertahankan ISO serendah mungkin.
6.
Gunakan stabilisasi lensa
Banyak kamera dan lensa sekarang dirilis dengan berbagai bentuk stabilisasi gambar (IS).
Stabilisasi gambar tidak akan menghilangkan goyangan kamera, tetapi pasti dapat membantu mengurangi dampaknya. Menggunakan lensa IS memberi dua atau tiga stop ekstra kecepatan rana.
Perlu diingat bahwa IS membantu pergerakan kamera tetapi bukan pergerakan subjek - jadi tidak membantu saat kondisi cahaya rendah.
7.
Fokus manual sesering mungkin
Mungkin teknik yang paling jelas untuk dikerjakan saat membidik gambar yang tajam adalah pemfokusan. Sebagian besar dari kita menggunakan pemfokusan otomatis kamera, dan ini berfungsi dengan baik - tetapi jangan berasumsi bahwa kamera kita akan selalu melakukannya dengan benar.
Pastikan memeriksa bagian mana dari gambar yang berada dalam fokus sebelum menekan tombol rana. Dan jika pemfokusan tidak tepat, coba lagi atau alihkan ke fokus manual.
Ini terutama penting jika kita memotret dengan apertur besar (kedalaman bidang kecil), di mana kesalahan pemfokusan sekecil apa pun dapat menyebabkan subjek kita terlihat tidak fokus.
Sebagian besar kamera modern memiliki berbagai mode fokus yang dapat kita gunakan untuk memotret, dan memilih mode fokus yang tepat sangatlah penting.
8.
Pastikan lensa kamera tajam
Jika memiliki anggaran, berinvestasilah pada lensa berkualitas baik, karena ini dapat berdampak besar pada ketajaman foto kita.
Misalnya, lensa Canon EF 28-135mm. Itu adalah lensa yang bagus dan harganya terjangkau, tetapi tidak setajam beberapa lensa Canon lain.
Seperti lensa Canon EF 24-105mm "L" ("L" adalah seri lensa profesional Canon) dan hasilnya ternyata lebih tajam. Ada perbedaan ketajaman di antara kedua lensa tersebut.
9.
Memeriksa mata
Ini juga menjadi hal utama, bagamana jadinya jka mata kita bermasalah, penglihatan yang tidak normal mempengaruhu hasil ketajaman foto. Usahakan rajin memeriksa ke dokte mata.
10.
Bersihkan lensa kamera
Jaga selalu kebersihan lensa kamera kita dari segala noda, debu, dan kotoran yang dapat memengaruhi hasil foto kita.
Demikian pula, sensor gambar yang bersih adalah hal yang luar biasa. Jika kita memiliki DSLR atau mirrorless jika terkena debu dapat menghasilkan bercak yang terlihat pada hasil akhir foto kita.