Kekurangan Zat Besi Jadi Ancaman Serius Generasi Emas 2045 Indonesia

Kekurangan Zat Besi Jadi Ancaman Serius Generasi Emas 2045 Indonesia ( Foto Pembicara Talk Show Danone SN - Kekurangan Zat Besi Sebagai Isu Kesehatan Nasional d (Foto : )

Psikolog Anak dan Keluarga Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si. turut menjelaskan, “Kekurangan zat besi tidak hanya memiliki dampak bagi pertumbuhan, tetapi juga pada perkembangan anak. Kondisi ini menghambat kemampuan anak untuk berkonsentrasi. Padahal jika konsentrasi tidak optimal, maka daya tangkap anak menurun, daya ingatnya kurang optimal, dan rentan mengalami masalah kognitif lain seperti kesulitan menganalisa dan mengambil kesimpulan, sulit memecahkan masalah, dan kurang kreatif. Kelak saat memasuki usia sekolah, ia rentan mengalami kesulitan belajar dan saat dewasa rentan jadi sulit bersaing di dunia kerja. Hambatan ini nantinya juga dapat membuat anak menjadi tidak percaya diri, murung, dan sulit bersosialisasi. Oleh karenanya, menjadi penting bagi orang tua untuk memastikan kebutuhan gizi harian anak terpenuhi, serta senantiasa memberikan stimulasi yang tepat untuk bisa mendorong pertumbuhan anak menjadi anak generasi maju yang berpikir cepat, tumbuh tinggi, tangguh, aktif bersosialisasi, dan percaya diri.” Kekurangan zat besi dapat dicegah dengan memberikan anak makanan yang kaya zat besi seperti daging merah, hati, ikan, ayam, bayam, dan susu pertumbuhan yang difortifikasi.Selain itu, orang tua juga harus memperhatikan asupan vitamin C pada anak karena vitamin tersebut membantu tubuh menyerap zat besi dengan lebih baik.“Jeruk, stroberi, tomat, dan brokoli merupakan sumber vitamin C, dan sebaiknya dimakan bersama dengan makanan yang kaya zat besi untuk mengoptimalkan penyerapan. Tambahkan pula makanan dan minuman yang difortifikasi zat besi dan vitamin C untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi harian anak,” tambah dr. Nurul.Alyssa Soebandono, seorang aktris dan ibu dari dua anak, menyatakan kekhawatirannya terhadap dampak kekurangan zat besi pada anak.“Saya mengamati secara langsung bagaimana anak berjuang untuk tetap berkonsentrasi ketika belajar, terutama untuk anak-anak saya yang sudah memasuki usia sekolah. Dengan situasi pembelajaran jarak jauh (PJJ), tantangan anak jadi lebih berat lagi. Maka dari itu, saya selalu mendampingi Rendra dan Malik ketika belajar untuk membantu mereka tetap berkonsentrasi. Selain itu, saya juga berusaha menyediakan asupan gizi yang cukup, dan memastikan tidak ada tanda-tanda awal kekurangan zat besi pada mereka. Saya bersyukur dengan menjaga asupan gizi dan pendampingan yang penuh perhatian, Rendra dan Malik tetap dapat terus belajar aktif dan memenuhi rasa ingin tahunya meskipun tidak ada kegiatan tatap muka dengan guru dan teman-teman sekolahnya.” ujarnya. Mendukung pernyataan tersebut, aktris dan sosok ibu dengan dua anak Tya Ariestya menceritakan pendapatnya dalam memastikan asupan gizi harian anak.“Bagi anak-anak saya yang masih berusia 4 tahun dan 1,5 tahun, ternyata masalah gizi seperti kekurangan zat besi dapat menjadi salah satu penyebab anak lebih pemurung dan pendiam di rumah. Padahal, orang tua pasti mengharapkan anaknya tumbuh sehat, supel, dan punya banyak teman. Memberikan Kanaka dan Kalundra makanan dengan gizi seimbang dan mengajak mereka untuk bermain bersama menjadi kiat saya untuk memastikan mereka dapat berkembang dengan baik.” tambahnya.Danone Specialized Nutrition Indonesia juga menyediakan sebuah platform daring untuk membantu orang tua bisa melakukan tes risiko terjadinya kekurangan zat besi pada si Kecil melalui fitur di dalam situs www.generasimaju.co.id.Pada situs ini, orang tua juga dapat menemukan serangkaian artikel terkait topik nutrisi termasuk kekurangan zat besi dan bagaimana cara mengatasinya, serta berbagai artikel mengenai tips untuk mendukung anak menjadi Anak Generasi Maju.“Fitur ini diharapkan dapat membantu orang tua mendeteksi kekurangan zat besi pada anak sejak dini dan bagaimana stimulasi yang perlu dilakukan agar dapat mendukung mereka menjadi generasi maju,” tutup Arif