Suami Siram Istri dengan Cairan Asam karena Menolak Diperkosa Teman-temannya

ilustrasi suami siram istri dengan air keras (Foto : )

Berdasarkan keterangan polisi, lelaki itu menyerahkan istrinya ke teman-temannya untuk diperkosa setelah dia kalah dalam taruhan. Polisi mengungkapkan, korban yang berusia 30 tahun diserahkan oleh suaminya sejak Oktober, dalam insiden di Negara Bagian Bihar.Karena menolak, pelaku kemudian menyekap dan menyiksa istrinya, di mana dia dilaporkan menyiramkan cairan asam ke istri pada Sabtu (12/12/2020).Seperti diberitakan Daily Mail , Penegak hukum merespons kabar penyiksaan itu, dan menangkap si pelaku, pria berusia 36 tahun yang disebut sebagai pecandu alkohol.Pria yang berasal dari wilayah Hassanganj itu dijerat dengan tuduhan penyiraman cairan asam, pemerkosaan beramai-ramai, kekerasn dalam rumah tangga, dan melakukan penyekapan.Pejabat Kepolisian Muzahidpur, Rajesh Kumar kepada Independent mengatakan, pasangan itu diketahui sudah menikah selama 10 tahun."Suaminya kalah dalam taruhan pada Oktober, sehingga dia bakal menyerahkan istrinya supaya diperkosa beramai-ramai oleh temannya," kata Kumar. Jika istrinya itu menolak, maka pelaku bakal menyekapnya di suatu tempat dan menyiksanya.Teman-teman pelaku dilaporkan memerkosa korban pada 28 Oktober, dengan identitas mereka semua dirahasiakan untuk melindungi korban.Media lokal  Times of India memberitakan, korban berhasil kabur dari serangan asam itu dan mengungsi ke rumah orangtuanya di desa tetangga.Kabar penyiksaan itu sampai ke telinga aktivis Deepak Sing, yang membawa korban ke kantor polisi untuk membuat laporan keesokan harinya pada Minggu (13/12/2020).Perempuan itu menuturkan kepada penyelidik, dia selalu mendapat penyiksaan dari suaminya karena tidak bisa memberikannya anak.Kasus pemerkosaan sekaligus kekerasan dalam rumah tangga tersebut semakin meningkat di India, terutama di tengah wabah virus corona.Biro Catatan Kejahatan Nasional mencatat, sepanjang 2019 lalu rata-rata 90 kasus kekerasan terhadap peeempuan dilaporkan setiap harinya. Namun, banyak kalangan meyakini bahwa data yang sebenarnya jauh lebih tinggi dari yang terungkap.