Inilah Rempah Termahal Sejagat, Harganya Rp140 Jt Per Kilogram

safron 1 (Foto : )

Saffron atau kuma-kuma adalah rempah-rempah sangat berharga yang dapat bernilai hingga $10 ribu atau setara Rp140 Juta per kilogram. Di kawasan Qaziabad, suatu daerah kecil di distrik Tani di Provinsi Khost, Afghanistan timur, sejumlah pakar pertanian lokal mendidik para petani tentang keuntungan finansial menanam dan mengembangkan safron atau kuma-kuma. “Di Tani, sebagaimana juga di distrik-distrik lain, kami mendidik dan bekerja bersama mereka secara langsung untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya safron atau kuma-kuma, dan mengajarkan praktik-praktik terbaik untuk menanam dan mengembangkan produk yang menguntungkan ini," kata Fazal Rahim, seorang pakar safron. Seperti diberitakan VOA Indonesia, Safron atau kuma-kuma adalah sejenis bumbu yang berasal dari bunga crocus sativus atau safron crocus, yang merupakan salah satu rempah utama dalam masakan Asia dan negara-negara di sekitar Laut Tengah. Tanaman ini biasanya tumbuh di Eropa, Iran, dan India. [caption id="attachment_410624" align="alignnone" width="600"] Safron yang sudah dipisahkan dari bunga (Foto: VOA)[/caption] Petani setempat, Qazi Mohammadi, telah menyisakan setengah hektare lahannya untuk ditanami safron. Ia ingin mencoba menanam kunyit karena gandum, jagung dan tanaman-tanaman lain yang ditanamnya selama 20 tahun ini tidak memberinya pendapatan yang cukup. “Mungkin lebih baik kami menanam safron karena tanaman lain tidak memberi kami pendapatan yang cukup. Yang bisa saya katakan adalah jika ini berhasil, seluruh daerah akan mulai membudidayakannya dan ekonomi di daerah ini akan membaik," ujar Qazi. Melihat harga per kilogramnya, safron dinilai sebagai salah satu rempah paling mahal di dunia. Meskipun safron sudah sejak lama menjadi bagian dari tradisi Asia Tengah, rempah ini baru mulai berkembang di dunia Barat. Para petani dan pejabat lokal di distrik Tani ini berharap safron dapat menggantikan dua tanaman komersil lain, yaitu opium dan mariyuana. “Yang baik di daerah ini adalah tidak ada orang yang menanam opium. Jika safron bisa memberikan pendapatan lebih baik dibanding opium dan ganja, saya yakin orang-orang di daerah lain juga akan berhenti menanam tanaman haram seperti opium dan ganja," ujar Qazi. Pertanian di Provinsi Khost dikenal kerap dilanda gelombang panas dan tidak memiliki cukup curah hujan. Untungnya untuk menanam safron di daerah ini tidak diperlukan air dalam jumlah banyak. Dalam tujuh tahun terakhir ini Departemen Pertanian di Provinsi Khost telah menggalakkan penanaman safron dengan menyediakan bibit dan pelatihan untuk menanam rempah paling mahal di dunia ini. VOA Indonesia