Canggih! Peneliti Buat Aplikasi Ponsel yang Bisa Deteksi Jenis Nyamuk Berbahaya

nyamuk reuters (Foto : )

Para peneliti di Amerika Serikat buat aplikasi ponsel yang dapat mendeteksi jenis nyamuk berbahaya. Sistem kerjanya, aplikasi ini melacak nyamuk dari suara dengingan.
Gigitan nyamuk dapat merenggut nyawa ratusan ribu manusia setiap tahunnya, dengan menyebarkan kuman penyebab berbagai penyakit menular seperti malaria, demam berdarah, dan sakit kuning.Kini para peneliti telah memanfaatkan suara nyamuk tersebut untuk membuat sebuah aplikasi ponsel atau peralatan elektronik yang menggunakan sistem operasi iOS atau Android.Lewat aplikasi ini dapat membantu memonitor keberadaan nyamuk berbahaya.Seorang peneliti, Haripriya Vaidehi Narayanan mengatakan pengguna ponsel manapun dapat membantu mengatasi penyakit-penyakit tersebut dengan menggunakan aplikasi “Abuzz” untuk dapat mengidentifikasi nyamuk.Katanya apabila pengguna melihat nyamuk di sekitar mereka, pengguna tinggal mengaktifkan aplikasi di ponsel, mengarahkannya ke nyamuk tersebut, dan menekan tombol rekam.Narayanan mulai mengerjakan proyek ini saat mengambil gelar S2 di Universitas Stanford. Kini ia bekerja di Departemen Imunologi, di Universitas California, Los Angeles.“Ketika nyamuk mengepakkan sayapnya dan mulai terbang, dia menimbulkan suara denging yang menyebalkan. Suara itu yang kemudian direkam oleh aplikasi Abuzz,” kata Narayanan.Banyak penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk belum ditemukan obat atau vaksinnya. Karena itu, mengetahui keberadaan nyamuk berbahaya merupakan salah satu pendekatan terbaik untuk mengendalikan penyakit tersebut. “Jika kita ingin menanggulangi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, seperti malaria dan dengue, Langkah yang paling penting adalah mengetahui keberadaan nyamuk,” katanya.

Ada 40 Jenis Nyamuk Berbahaya

Manu Prakash, seorang profesor bioteknologi di Universitas Stanford dan peneliti utama proyek tersebut mengatakan, di antara 3.500 jenis nyamuk di dunia, hanya 40 jenis yang berbahaya bagi manusia.Berdasarkan penelitian timnya, nyamuk saat menggerakkan sayapnya untuk terbang, akan mengeluarkan suara dengingan khas. Setiap jenis nyamuk mengeluarkan suara dengingan yang berbeda pula. Inilah yang jadi kunci untuk mengetahui apabila nyamuk tersebut berbahaya atau tidak.Para pengguna aplikasi Abuzz cukup merekam suara nyamuk dalam ponsel mereka selama satu atau dua detik. Aplikasi tersebut lalu membandingkan suara rekaman itu dengan pangkalan data (database) dan menentukan kemungkinan besar jenis nyamuk tersebut.“Ini cara yang tidak memerlukan ponsel pintar canggih. Ponsel minimalis yang standar pun sebenarnya sudah cukup,” katanya.Dengan bantuan pengumpulan data informasi nyamuk dari seluruh pelosok dunia, aplikasi ini akan membangun peta lokasi tempat ditemukan nyamuk yang berbahaya.Ini akan membantu para ilmuwan dan petugas kesehatan memprediksi tempat-tempat di mana kemungkinan terjadi wabah.Prakash percaya bahwa keterlibatan komunitas semacam ini merupakan kunci untuk mengatasi masalah besar seperti penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.Ia  yakin, bahwa makin banyak orang yang terlibat, makin baik kinerja aplikasi tersebut. Jadi, apabila setiap hari ratusan ribu orang merekam suara nyamuk di seluruh dunia, hal itu akan membentuk semacam komunitas yang diperlukan.Aplikasi ponsel Abuzz tersebut akan tersedia untuk diunduh secara gratis dalam waktu satu atau dua bulan. Informasi lebih lengkap dapat ditemukan melalui situs www.abuzz.standford.edu. Sekelompok peneliti lain pada Universitas Oxford di Inggris kini sedang mengembangkan aplikasi ponsel serupa yang diberi nama Mozzwear. Aplikasi tersebut dapat mengidentifikasi jenis nyamuk melalui suaranya.
VOA Indonesia