Seorang nelayan Thailand yang biasanya hanya menerima bayaran sebesar 500 poundsterling atau Rp9,4 juta per bulan menemukan Ambergris atau muntahan ikan paus yang ditaksir bernilai 2,4 juta poundsterling Rp45 miliar. Naris Suwannasang, 60, melihat beberapa gumpalan pucat seperti batu terdampar di pantai ketika dia sedang berjalan di tepi laut di Nakhon Si Thammarat, Thailand selatan.[caption id="attachment_408422" align="alignnone" width="300"] Lokasi Naris Suwannasang menemukan ambergris (Foto: Daily Mail/ViralPress)[/caption]Dia pun memanggil sepupunya untuk membantunya membawa barang-barang itu pulang. Dia pun mulai memeriksa penemuan yang tidak biasa itu.Bebatuan besar itu tampak menyerupai ambergris, sekresi langka dari paus yang digunakan sebagai bahan mahal dalam produksi parfum seperti Chanel No5, untuk membuat aromanya bertahan lebih lama.[caption id="attachment_408423" align="alignnone" width="600"] (Foto: Daily Mail/ViralPress)[/caption]Dia dan sepupunya mulai menguji permukaannya dengan membakarnya dengan korek api. Ambergris pun langsung meleleh sambil mengeluarkan bau musky. Mereka pun tahu apa yang mereka temukan.Suwannasang mengatakan Ambergris yang ditemukan memiliki berat sekitar 100 kilogram. Ini digadang-gadang akan menjadi salah satu muntahan terbesar dari sekresi paus yang pernah ditemukan.Dia bahkan mengklaim telah dihubungi oleh seorang pengusaha yang akan membeli ambergris itu seharga 23.740 poundsterling (Rp448 juta) per kilogram jika ambergris terbukti memiliki kualitas yang cukup tinggi.Diberitakan Daily Mail, Secara total itu akan membuat Naris kaya raya, yakni sekitar 2,4 juta poundsterling atau setara Rp45 miliar.“Pengusaha itu memberi tahu saya dia akan datang untuk memeriksa kualitas ambergris nanti dan harganya mengejutkan saya,” katanyaSaat ini, Naris sedang menunggu spesialis untuk mengonfirmasi jika materi yang ditemukan adalah ambergris.“Saya ingin tahu lebih banyak tentang ambergris ini dan ingin spesialis memeriksanya,” ujarnya.Selain itu, dia juga berniat pergi ke polisi untuk membuat catatan tentang penemuannya untuk berjaga-jaga jika seseorang mencoba mencuri zat yang berpotensi sangat berharga itu.“Saya juga berencana untuk pergi ke polisi dan meminta mereka mencatat penemuan saya karena saya khawatir mereka akan dicuri dari rumah saya,” katanya.Sebelumnya, pada April 2016, ambergris seberat 1,57 kilogram ditemukan di Lancashire dan dijual seharga 50.000 poundsterling (Rp944 juta). Lalu pada November di tahun yang sama, tiga nelayan Oman menemukan 80 kilogram ambergris dan menjualnya seharga 2,3 juta poundsterling (Rp43 miliar).Sebagai informasi, ambergris, disebut sebagai Whale Vomit atau abu-abu amber, adalah zat padat, lilin, mudah terbakar, dan sangat berharga yang diproduksi dalam sistem pencernaan paus sperma.Ambergris kerap dianggap sebagai harta karun laut dan emas mengambang karena zat ini mengandung alkohol tak berbau yang diekstraksi untuk membuat aroma parfum bertahan lebih lama.Ambergris berasal dari paus sperma, yang memakan cephalopoda dalam jumlah besar. Yakni hewan laut seperti cumi-cumi, gurita, dan sotong.Zat ini biasanya digunakan pembuat parfum sebagai fiksatif, yakni sesuatu yang disamakan dengan tekanan uap, volatilitas, bahan mentah dalam minyak parfum, serta untuk meningkatkan aroma yang lebih intens.Adapun alkohol tak berbau yang disebut ambrein diekstraksi dari ambergris dan digunakan oleh pembuat parfum untuk membuat aroma parfum bertahan lebih lama, terutama oleh produsen parfum yang lebih mahal.Para ilmuwan berteori jika zat ini diproduksi untuk memudahkan penerusan unsur-unsur yang lebih keras ke makhluk laut ini, seperti cangkang dan paruh melalui sistem pencernaan ikan paus.Beberapa ahli percaya jika paus kemudian memuntahkan zat tersebut. Kendati demikian, kurator hewan laut di Museum Alam Richard Sabin, percaya hal sebaliknya.“Ambergris terbentuk di usus dan melewati materi feses, membentuk obstruksi di rektum,” ungkapnya.Ambergris yang baru diproduksi disebut-sebut memiliki bau laut seperti tinja. Bau ini kerap disamakan dengan bau kotoran ternak yang bercampur dengan bau laut.Seiring bertambahnya usia, zat ini akan bercampur dengan bau tanah yang manis. Hal inilah yang disamakan dengan aroma alkohol yang mengalir tanpa adanya sentuhan zat kimia.Karena alasan inilah, ambergris kerap dicari para pembuat parfum, dan berperan dalam kemakmuran industri perburuan paus dari abad ke-18 hingga pertengahan abad ke-19. Di zaman itu, tercatat sekitar 50.000 paus sperma terbunuh.Banyak negara juga melarang perdagangan ambergris sebagai cara untuk mencegah perburuan ilegal dan eksploitasi paus. Termasuk Australia dan Amerika Serikat, meskipun perdagangannya legal di Inggris, Prancis, dan Swiss. Daily Mail