KROSCEK: Mayjen Dudung: Saya Disuruh Jokowi untuk Menyerang HRS, Ulama dan Umat Islam

FI KR (Foto : )

Muncul di media sosial artikel berita yang menyebut Mayjen Dudung mengaku disuruh Jokowi menyerang HRS, ulama dan umat Islam. Beredar di media jejaring sosial Facebook, sebuah unggahan artikel berita yang turut dibagikan oleh akun bernama Muhammad Rezel, pada 23 November 2020. Artikel itu menyebut Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman diperintah Jokowi untuk menyerang pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shibah, ulama dan umat Islam. Unggahan dibuat situs Swarakyat News, edisi tayang pada 20 November 2020 memuat judul sebagai berikut:  “Mayjen Dudung: Saya di suruh Jokowi untuk menyerang HRS, para Ulama dan Ummat islam” Kemudian pemilik akun menyantumkan status unggahannya dengan menulis: “UDAH TERCIUM BAU BUSUKNYA” Sejak dibagikan unggahan tautan artikel telah direspon masyarakat dengan 4 reaksi dan 4 komentar. [caption id="attachment_405050" align="alignnone" width="653"] Postingan akun Muhammad Rezel. (Screenshot Facebook)[/caption] Lantas benarkah klaim artikel bahwa Mayjen Dudung disuruh Jokowi menyerang HRS, para ulama dan umat Islam? Berikut krosceknya. Penelusuran KROSCEK ANTVklik lewat mesin pencarian Google, klaim artikel yang menyebut Mayjen TNI Dudung Abdurrahman diperintah Jokowi menyerang HRS, para ulama dan umat Islam tidak ditemukan dari media arus utama. Pun dalam pencarian langsung ke Twitter Swarakyat News @swarakyatcom,  juga tidak ditemukan artikel dengan judul yang diunggah di Facebook. Kroscek berlanjut ke foto yang digunakan untuk mendukung artikel, jika ditelisik lebih detil terdapat watermark foto tertulis jpnn.com, lewat pencarian gambar reverse image, diperoleh hasil foto yang identik mengarah ke laman jpnn.com dalam laporan artikelnya yang berjudul “33 Perwira Tinggi TNI AU Termasuk Wakil Gubernur AAU Terkena Mutasi, Nih Daftar Namanya” (23/11/2020) Foto yang merupakan karya jurnalis Ricardo dari jpnn.com ini, adalah sosok Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bukan Mayjen Dudung Abdurrachman seperti dalam judul unggahan artikel. Jadi disini sudah terkuak artikel yang diunggah merupakan hasil rekayasa atau suntingan. Penggugah merekayasa judul dan foto yang salah. Judul yang diunggah diganti sedemikian rupa jauh dari konteks yang sebenarnya. Kemudian terkait pemberitaan pencopotan baliho yang menjadi sorotan, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman sudah membantah bahwa hal tersebut bukan perintah dari Presiden Jokowi. Hal ini dirangkum dalam laporan situs berita Tribunenews.com dalam artikelnya berjudul “Pangdam Jaya Bantah Dapat Perintah dari Presiden Jokowi Copot Baliho Habib Rizieq” (23/11/2020) Dijelaskan dalam artikel,  Pangdam Jaya membantah pencopotan baliho bergambar Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab merupakan perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dudung mengatakan tindakannya tersebut adalah keputusannya sebagai Panglima di wilayah Kodam Jayakarta. "Oh tidak ada. Saya bertanggung jawab langsung yang di Jakarta. Tidak ada hubungannya dengan presiden. Tidak ada sama sekali," kata Dudung. Namun demikian sebelumnya ia mengaku telah berkomunikasi dengan Gubernur DKI Jakarta dan Kapolda Metro Jaya terkait keputusannya mencopot baliho bergambar Rizieq Shihab di sejumlah wilayah di Jakarta. (Link: https://www.tribunnews.com/nasional/2020/11/23/pangdam-jaya-bantah-dapat-perintah-dari-presiden-jokowi-copot-baliho-habib-rizieq) Berdasarkan kroscek dan penjelasan, dapat disimpulkan klaim Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung diperintah Jokowi untuk menyerang HRS, para ulama dan umat Islam adalah tidak benar alias hoaks. Faktanya, artikel tersebut merupakan hasil rekayasa atau suntingan dari berita sebenarnya. Mengacu jenis hoaks dari First Draft, informasi termasuk hoaks imposter content (konten tiruan). Imposter content terjadi jika sebuah informasi mencatut pernyataan tokoh terkenal dan berpengaruh. Tidak cuma perorangan, konten palsu ini juga bisa berbentuk konten tiruan dengan cara mendompleng ketenaran suatu pihak atau lembaga.