P emanfaatan teknologi seperti Internet of Things (IoT), jaringan 5G, dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) membuat “pertanian otomatis” di Shanghai, China, kini tak lagi menggunakan tenaga manusia secara langsung. Shanghai merintis pertanian nirawak pertama di kota tersebut dalam upayanya meningkatkan efisiensi pertanian dan memangkas biaya tenaga kerja.Sejauh ini, mesin pertanian otonomos telah digunakan dalam seluruh proses pertanian di sawah seluas lebih dari 133.333 meter persegi di Waigang, Shanghai.Para ahli di Waigang sedang memodifikasi lebih banyak mesin pertanian, seperti mesin penanam padi, mesin penyemprot pestisida, dan mesin pemanen, menjadi mesin-mesin nirawak.Menurut para ahli, dibandingkan dengan cara pertanian tradisional, pertanian nirawak dapat menghemat lebih dari 2 kilogram benih dan meningkatkan hasil panen hingga 10 kilogram untuk luas lahan pertanian sekitar 667 meter persegi.Biaya bahan bakar dan tenaga kerja akan terpangkas secara signifikan, masing-masing lebih dari 50 persen dan 65 persen.Sementara itu, tingkat pemanfaatan lahan akan meningkat 0,5 hingga 1 persen. Otoritas lokal di Waigang akan mempromosikan lebih lanjut pertanian otonomos lewat pemanfaatan teknologi seperti Internet of Things (IoT), jaringan 5G, dan kecerdasan buatan (artificial intelligence).Area percontohan pertanian nirawak di Waigang diperkirakan akan diperluas hingga 107 hektar pada akhir 2022. Selama lima tahun ke depan, Shanghai berencana membangun 13 area percontohan pertanian di mana pengembangan pertanian berkualitas tinggi akan dipromosikan. Xinhua
Sawah di Shanghai Tak Pakai Petani, Digarap Otomatis dengan Teknologi Kecerdasan Buatan
Rabu, 18 November 2020 - 02:59 WIB
Baca Juga :