Nasi Ayam Semarangan. Jangan bayangkan ini nasi plus ayam goreng atau ayam bakar. Atau jangan kira pula itu nasi tim yang dicampuri ayam. Bukan!
Nasi ayam itu sebutan orang Semarang untuk nasi liwet. Memangnya mirip? Sebelas dua belas lah. Bedanya, kalau nasi ayam Semarang cenderung gurih, kalau nasi liwet Solo lebih manis.
[caption id="attachment_400733" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Ciri khas nasi ayam itu rasa nasinya yang yang gurih seperti nasi uduk, karena dimasak pakai air santan. Sayurnya sambel goreng jipang (labu siam), kuah opor, areh, tahu bacem, telur pindang, suwiran ayam, dan gudeg meskipun cuma sak ndulit alias dikit.
[caption id="attachment_400731" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Kalau mau tambah pedas bisa minta cabe rawit utuh yang sudah direbus. Tambahan lauknya ada sate ayam, sate jeroan, sate kulit, sate uritan, dan sate usus.
Di Semarang warung nasi ayam paling banyak buka mulai sore sampai malam. Hanya beberapa yang buka pagi. Yang populer diantaranya Nasi Ayam Bu Widodo, Bu Wido, Bu Pini, Atau Bu Nyoto.
[caption id="attachment_400730" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Bagi yang suka jalan ke kawasan Simpang Lima, Nasi Ayam Bu Widodo tentu sudah akrab sekali. Lokasinya di seberang Hotel Ciputra. Kalau malam ramai sampai pagi. Banyak tokoh dan artis tercyduk jajan di sini.
[caption id="attachment_400732" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Nasi ayam sepintas mirip-mirip gudeg. Ayo kita ulik. Kalau gudeg pakai sambel goreng rambak, maka nasi liwet pakai sambel goreng labu siam. Gudeg pakai sayur nangka manis, nasi liwet juga tapi dikit. Nasi gudeg pakai ayam suwir, nasi liwet juga tapi ada pilihan sate. Gudeg arehnya kental kecoklatan, kalau nasi ayam kental putih. Nah kalau gudeg cenderung kering, kalau nasi ayam kuah opornya melimpah.
[caption id="attachment_400729" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Nasi ayam di Simpang Lima disajikan dengan pincuk daun pisang. Kadang dikasih piring atau mangkok buat pegangan.
"Buat semua lidah pas, baik Jawa maupun yang lain. Tidak manis banget kayak gudeg. Ini cenderung gurih, terutama nasinya. Dan ada pilihan ayam opor kayak paha, sayap, dada, maupun kepala," kata Fathan.
[caption id="attachment_400734" align="alignnone" width="900"] Daging Ayam Kampung menambah gurih dan nikmat kuliner Semarangan ini. Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
"Suasananya asyik, malam-malam di Simpang Lima, dan kadang ada kelompok musik yang menghibur mainnya bagus, nggak asal-asalan," kata Katrin asal Surabaya yang mampir makan.
Soal harga merakyatlah. Seporsi nasi liwet pakai telur setengah hanya Rp12 ribu. Itu menu standar. Kalau mau nambah ayam atau sate tinggal itu aja.
Teguh Joko Sutrisno | Semarang, Jawa Tengah