KROSCEK: Joe Biden Pegang Kaos Bertuliskan #2020GantiPresiden

fi biden (Foto : )

Muncul di media sosial sebuah foto yang diklaim Joe Biden memegang kaos bertuliskan #2020GantiPresiden. Beredar di media jejaring sosial Facebook dari akun bernama Le'Bel Jr. pada 8 November 2020 yang mengunggah foto calon presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden tengah memegang kaos bertuliskan #2020GantiPresiden. Dalam ungahannya pemilik akun membuat status denga menulis: "Akhirnya TerCapai Jug jug gaaa..????????????" [caption id="attachment_398626" align="alignnone" width="487"] Postingan akun Le'Bel Jr. (Screenshot Facebook)[/caption] Sejak dibagikan (8/11) unggahan telah direspon sebanyak 16 reaksi dan 4 komentar. Lantas benarkah klaim foto Joe Biden memegang kasos bertuliskan #2020GantiPresiden? Berikut krosceknya. Penelusuran Kroscek ANTVklik, diawali dengan melacak foto Joe Biden yang diunggah untuk mengetahui sumber foto. Lewat pencarian reverse image, diperoleh hasil, sumber foto merupakan hasil karya fotografer Paul Vernon dari AP. Pencarian similiar images teratas foto dimuat dalam artikel situs berita pennlive.com, berjudul “Joe Biden slams Harvey Weinstein: 'This man deserves more than losing his company' (13/10/2017) Pennlive dalam laporannya menjelaskan Joe Biden yang kala itu masih menjadi Wakil Presiden, mengangkat kemeja sebelum berbicara di acara It's On Us pada 17 September 2015, di kampus Ohio State University di Columbus. Biden berbicara tentang pentingnya mencegah kekerasan seksual di kampus-kampus. Mantan Wakil Presiden dan penduduk asli Pennsylvania, Joe Biden, adalah orang terbaru yang berbicara menentang produser film Harvey Weinstein. Weinstein dipecat minggu ini oleh dewan direksi The Weinstein Company di tengah meningkatnya tuduhan pelecehan seksual dan pelecehan seksual. "Orang ini layak mendapatkan lebih dari sekedar kehilangan perusahaannya," kata Biden kepada kerumunan mahasiswa Rutgers University. "Dan saya berharap ada lebih banyak konsekuensi." Biden berada di sekolah New Jersey pada hari Kamis sebagai bagian dari kampanye "It's On Us" yang dia mulai dengan Presiden Barack Obama pada tahun 2014 untuk mengakhiri kekerasan seksual di kampus. (Link: https://www.pennlive.com/nation-world/2017/10/joe_biden_slams_harvey_weinste.html) Penelusuran berikut terkait kampanye "It's On Us" ini, seperti dilansir usatoday (13/10/2017) dalam artikelnya berjudul “Biden: We can stop sexual violence on campuses”, disebutkan Joe Biden mendesak mahasiswa di Universitas Rutgers pada hari Kamis untuk mengambil sikap melawan kekerasan seksual dan melaporkan insiden. "Kami bisa menghentikan ini," katanya dalam pidatonya di hadapan lebih dari 2.000 siswa. "Saya sangat yakin kita bisa mengubah budaya. Kita harus mengatakan dengan sekuat mungkin bahwa itu tidak akan ditoleransi." Biden berbicara mendukung pedoman yang dibuat selama era Obama untuk melindungi korban kekerasan seksual di kampus. Menteri Pendidikan Betsy DeVos mengumumkan rencana bulan lalu untuk membatalkan pedoman era Obama, menggantinya dengan aturan sementara yang katanya dimaksudkan untuk mencapai keseimbangan yang lebih tepat antara mereka yang dituduh melakukan pelecehan seksual dan penuduh mereka, menurut laporan. (Link: https://www.usatoday.com/story/news/nation-now/2017/10/13/biden-we-can-stop-sexual-violence-campuses/760660001/) Dari beberapa referensi berita di atas, bisa dipastikan foto Joe Biden yang di unggah di akun Le'Bel Jr di Facebook merupakan hasil rekayasa atau suntingan dari foto yang sebenarnya. Suntingan dilakukan dengan mengganti logo kaos yang dipegang Joe Biden. Pada logo asli foto bertuliskan “IT’S ON US” dihapus dan diganti dengan logo “#2020GantiPresiden”. Berdasarkan kroscek dan penjelasan dapat disimpulkan, klaim calon Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden memegang kaos bertuliskan #2020GantiPresiden adalah tidak benar alias hoaks. Informasi termasuk misleading content atau konten yang menyesatkan. Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi. Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.