Tegangnya Para Pendukung Joe Biden Menunggu Hasil Akhir Penghitungan Suara

Tegangnya Para Pendukung Joe Biden Menunggu Hasil Akhir Penghitungan Suara (Foto Reuters) (Foto : )

Penduduk dan pendukung Joe Biden di kampung halaman capres tersebut di Wilmington, tengah harap-harap cemas menunggu hasil Pilpres AS 2020. Penghitungan sendiri belum juga rampung hingga hari ini, sejak hari pemilihan pada 3 November lalu.Mereka menjadi lebih sering mengecek ponsel dan situs berita. Mereka berharap pilihannya bisa membirukan negara bagian yang kini menjadi penentu kemenangan. "Ini melelahkan. Saya mungkin hanya tidur dua jam sejak Selasa [3/11]," kata Zanthia Oliver, seperti dikutip dari AFP. Oliver adalah pendukung Biden yang berusia 55 tahun dan baru saja terpilih untuk masa jabatan kedua di Dewan Kota Wilmington. Pada Kamis (5/11/2020) pagi waktu Indonesia, Joe Biden semakin mendekati ambang batas kemenangan yaitu 270 suara elektoral. Sejumlah pihak menghitung, Biden telah mengantongi 264, sedangkan yang lain sebesar 253. Sedangkan Trump mengantongi 213. Akan tetapi, selisih yang tipis dengan batas kemenangan itu terhambat dari kubu Donald Trump. Mereka menyerukan permohonan penghentian penghitungan suara.Penghentian itu untuk sejumlah negara bagian dan disusul beberapa demonstrasi oleh pendukungnya ke KPU setempat.Oliver sendiri berusaha mengalihkan perhatiannya agar ia tak semakin jatuh dalam stres di tengah ketegangan dan frustrasi menunggu kemenangan."Saya hanya menjalankan beberapa tugas, saya hanya berusaha untuk tetap sibuk," katanya.Oliver mengakui, ia sepanjang malam menerima telepon dari sejawat ataupun teman-temannya terkait perkembangan hasil pemilu."Pukul 2 pagi, saya minum teh yang membuat kantuk. Tiga pagi saya makan pisang, saya mencuci baju. Pasti karena adrenalin karena saya tidak bisa tidur," kata Oliver.Sementara itu, pendukung Biden lainnya di kota yang pernah ditinggali capres tersebut selama tiga dekade. Memilih melakukan pendekatan yang lebih filosofis menghadapi penantian penuh ketegangan ini."Tak ada yang bisa dilakukan selain berharap hanya yang terbaik," kata Deon Backus yang berusia 58 tahun.Deon mengaku mengisi penantian kemenangan Biden hanya dengan menyalakan-mematikan televisi memantau perkembangan berita."Saya hanya melihat 15 menit di saluran ini, 20 menit di yang lain. Saya tidak stres karena itu. Istri saya, dialah yang bikin ini jadi heboh, bukan saya," tambahnya.Jason Williams yang berusia 38 tahun juga terus memantau berita melalui aplikasi di ponselnya."Setiap beberapa menit, saya selalu mengeceknya," katanya."Saya sedikit cemas. Saya ingin tahu siapa yang akan menjadi presiden. Saya rasa semua orang merasa gila karena ini," kata Williams.Sedangkan di sisi lain kota tersebut, di the Chase Center Riverfront yang menjadi markas dari kampanye Biden, telah berkumpul ratusan jurnalis.Mereka yang berasal dari berbagai media di seluruh dunia itu, juga sama lelahnya menanti hasil.Di sela-sela siaran dan tenggat waktu menulis berita, sejumlah jurnalis menghabiskan waktu santai di hotel dekat lokasi. Mereka membahas peluang Biden menjadi presiden ke-46 Amerika Serikat."Saya harap Joe benar-benar menang," kata Backus."Namun saya pikir mungkin akan ada hasilnya dalam satu setengah hingga dua pekan lagi. Dan kemudian masih harus bolak-balik di pengadilan," lanjutnya.