Muncul di media sosial sebuah unggahan gambar Presiden Jokowi yang menyebut siap diturunkan.
Beredar di media jejaring sosial Facebook dari akun bernama Mahfudzshidiq Nawawy, pada 26 Oktober 2020 sebuah unggahan foto Presiden Jokowi tengah mengepalkan tangannya di atas podium dalam sebuah pidato.
Tampak dalam gambar Jokowi mengenakan kemeja lengan panjang dengan motif loreng warna jingga.
Kemudian dalam satu bingkai dengan gambar terdapat caption bertuliskan:
“TGL 28 SAYA SIAP DITURUNKAN!!”
[caption id="attachment_393874" align="alignnone" width="499"] Postingan akun Mahfudzshidiq Nawawy (Screenshot Facebook)[/caption]
Postingan unggahan ini, telah mendapat respon dari publik sebanyak 1.900 reaksi, 1.300 komentar dan 168 kali dibagikan ulang oleh pengguna Facebook lain.
Kemudian benarkah klaim sumber menyebut Presiden Jokowi siap diturunkan?
Berikut krosceknya.
Awal penelusuran Kroscek ANTVklik, lewat mesin pencarian Google, tidak ditemukan informasi resmi dari media arus utama, terkait Jokowi menyebut siap diturunkan.
Beralih ke gambar foto yang digunakan dalam unggahan, berdasarkan pencarian lewat reverse image search, ditemukan gambar yang identik dengan postingan mengarah ke situs rmco.id, yang menggunakan gambar tersebut untuk mendukung artikelnya.
Artikel dimaksud berjudul “Asal Tak Menyusahkan Banyak Orang: Maaf, Jokowi Tak Bisa Nyenengin Semua Orang, dimuat Minggu, 27 Oktober 2019.
Dalam cuplikan artikel disebutkan, Presiden Jokowi mengungkapkan ada 300 nama yang diusulkan untuk menjadi menteri. Namun, dia hanya bisa memilih 34 orang sesuai dengan kursi menteri yang ada. Jokowi pun meminta maaf tak bisa menyenangkan semua orang. Ya Pak, dimaafkan. Asal tak menyusahkan banyak orang saja ya...
Hal itu disampaikan Jokowi saat membuka Musyawarah Besar X Pemuda Pancasila di Jakarta, kemarin. "Mungkin sebagian yang hadir ada yang kecewa. Mohon maaf tak bisa mengakomodasi semuanya," tutur Jokowi.
Jokowi mengungkapkan, dalam seminggu ini, dia dan Wapres Ma'ruf Amin sibuk membentuk kabinet. Ada lebih dari 300 nama yang diusulkan untuk menjadi menteri di periode kedua pemerintahannya. Sementara, kursi menteri cuma 34. "Ini pekerjaan yang sangat berat," ucap Jokowi.
Menurut dia, tidak mudah menyusun kabinet ini. Harus mempertimbangkan berbagai latar belakang. Kemudian, perwakilan daerah, suku, dan agama. Serta membagi porsi antara profesional dengan kalangan partai politik.
"Saya sadar mungkin yang senang atau yang gembira karena terwakili dalam kabinet itu hanya 34 orang yang dilantik," tuturnya. "Yang kecewa berarti lebih dari 266 orang. Artinya, yang kecewa pasti lebih banyak dari yang senang," imbuh eks wali kota Solo itu.
Yang menarik, dalam acara itu, hadir Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta (OSO). Hanura sendiri tak dapat jatah menteri maupun wamen dalam kabinet.
Link:
https://rmco.id/baca-berita/government-action/21042/asal-tak-menyusahkan-banyak-orang-maaf-jokowi-tak-bisa-nyenengin-semua-orang
Jadi dalam artikel tidak disebutkan Jokowi menyatakan siap diturunkan seperti klaim sumber. Penggugah hanya mencatut gambar Jokowi dan mencantumkan narasi yang bukan dalam konteks yang sebenarnya.
Foto tersebut adalah saat Presiden Joko Widodo berpidato saat membuka Musyawarah Besar Pemuda Pancasila X di Jakarta 26 Oktober 2019 lalu. Saat pidato Jokowi menyelipkan kesibukannya bersama Wapres Ma'ruf Amin, terkait nama-nama yang diajukan menjadi menteri di periode kedua pemerintahannya
Dari kroscek dan penjelasan di atas, dapat disimpulkan klaim Jokowi menyebut siap diturunkan adalah tidak benar alias hoaks. Gambar dan narasi unggahan adalah hasil editan.
Mengacu jenis hoaks dari First Draft, informasi ini termasuk jenis misleading content atau konten yang menyesatkan.
Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.