Dipenjara sejak remaja dalam kasus pencurian, lelaki itu banyak menghabiskan waktu membunuhi narapidana lainnya. Kebanyakan mereka adalah para napi yang sudah merundung dan mengambil keuntungan dari tahanan lain, serta ada juga pemerkosa dan pencuri. Seperti diberitakan The Sun Selasa (27/10/2020), seorang tahanan di Brasil mengisahkan bagaimana dia tak menyesal sudah membunuh 48 narapidana selama 25 tahun dipenjara.Marcos Paulo da Silva awalnya dikurung pada 1995 ketika dia masih remaja, setelah terbukti bersalah atas kasus pencurian. Namun, napi yang kini berusia 42 tahun itu justru lebih terkenal karena memenggal dan memutilasi sesama tahanan di penjara.[caption id="attachment_393715" align="alignnone" width="600"] Pada tahun 2011 Da Silva dilaporkan pernah membunuh 5 napi sekaligus di Penjara Serra Azul, Sao Paulo, Brasil. (Foto: The Sun)[/caption]Meski dia belum disidang atas kasus terbarunya, berbagai dakwaan yang menjerat Da Silva saja sudah membuatnya dipenjara selama 217 tahun."Saya sama sekali tidak menyesal sudah membunuh orang-orang ini," kata si narapidana kepada hakim.Da Silva mengatakan, napi yang dipenggal sudah merundung dan mengambil keuntungan dari tahanan lain, serta ada juga pemerkosa dan pencuri.Dalam salah satu insiden pada 2011, Da Silva dikatakan membunuh lima napi ketika dia dimasukkan ke dalam Penjara Serra Azul, Sao Paulo.Dia dilaporkan menggunakan alat pemadam kebakaran untuk menjatuhkan kelima napi itu, sebelum memenggal mereka dengan pisau buatannya."Saya benar-benar menyukai ini. Mereka masih terlalu sedikit. Saya ingin membunuh lebih banyak lagi," teriak Da Silva sembari melakukan aksinya.Da Silva, yang dipenjara ketika masih berumur 18 tahun, kini bergabung dengan geng bernama Primeiro Comando da Capital atau PCC.PCC disebut organisasi kejahatan terbesar yang ada di Brasil, di mana mereka mempunyai 20.000 anggota, dengan 6.000 di antaranya dipenjara.Dia kemudian meninggalkan geng tersebut, dan kini menjadi pemimpin salah satu kelompok kriminal rival yang menyingkirkan anggota PCC.Salah satu sipir kepada UOL mengatakan, "hanya tinggal masalah waktu" sebelum Da Silva membunuh narapidana lainnya. Membuat makin sedikit penjara yang mau menerimanya.Psikolog menyatakan Da Silva tak punya penyakit jiwa. Tapi, dia disebut punya kelainan pribadi yang membuatnya harus segera mendapat perawatan. The Sun