Emily Ratajkowski saat ini tengah berbahagia. Ia dan suaminya, Sebastian Bear-McClard, tengah menantikan kelahiran anak pertama mereka. Namun, Emily mengaku enggan memberi tahu jenis kelamin buah hatinya hingga dewasa.
Model dan aktris berusia 29 tahun itu mengungkapkan kabar tersebut kepada Vogue dalam sebuah video dan essay. Dalam tulisannya, Emily mengungkap tentang bagaimana dia tidak akan mencari tahu jenis kelamin anaknya sampai mereka memutuskan jenis kelamin mereka sendiri.
“Ketika suami saya dan saya memberi tahu teman-teman bahwa saya hamil, pertanyaan pertama mereka setelah 'Selamat' hampir selalu 'Lakukan Anda tahu apa yang Anda inginkan?' Kami ingin menjawab bahwa kami tidak akan tahu jenis kelaminnya sampai anak kami berusia 18 tahun dan mereka akan memberi tahu kami saat itu,” tulis Emily seperti dikutip dari Just Jared, Selasa (27/10/2020).
[caption id="attachment_393045" align="alignnone" width="576"] Emily Ratajkowski dan suaminya, Sebastian Bear-McClard (Foto: Instagram)[/caption]
Meski keputusan tersebut banyak ditertawakan oleh teman-temannya, Emily dan suami tetap meyakini ada hal yang jauh lebih kompleks daripada jenis kelamin apapun yang dimiliki anak mereka saat lahir.
“Kebenaran bahwa kita pada akhirnya tidak tahu siapa yang tumbuh di dalam perut saya. Siapakah orang ini? Untuk orang seperti apa kita akan menjadi orang tua? Bagaimana mereka akan mengubah hidup kita dan siapa kita? Ini adalah konsep yang menakjubkan dan menakutkan, yang membuat kami tidak berdaya dan rendah hati," lanjutnya.
[caption id="attachment_393046" align="alignnone" width="698"] Foto: Instagram[/caption]
Lebih jauh, Emily berbicara tentang ketakutan memiliki bayi laki-laki karena merasa trauma dengan pengalamannya. Ia mengaku terkejut untuk menyadari bahwa bahwa banyak anak laki-laki usia dini mendapatkan rasa berhak atas tubuh perempuan secara umum. Pemain film In Darkness ini pun memutuskan untuk menyerahkan pilihan gender sepenuhnya kepada anaknya kelak.
“Saya takut secara tidak sengaja menumbuhkan kecerobohan dan kurangnya kesadaran yang sangat nyaman bagi pria. Rasanya jauh lebih menakutkan untuk menciptakan pemahaman tentang hak istimewa pada seorang anak daripada mengajarkan moralitas hitam-putih yang sederhana,” tandas Emily.