Mie Ongklok adalah kuliner unik khas Wonosobo. Mie ini berbeda dengan Mie Ayam karena pakai sayur Kucai dan lauknya sate daging sapi. Rasanya, mantaaap!
Kuliner berbahan mie seakan tak terhitung macamnya di Indonesia. Tiap daerah punya ciri khas masing-masing. Ada mie Bangka, mie kocok, bakmie Jawa, mie kopyok, dan lain-lain.
Nah, kalau di Wonosobo, Jawa Tengah, ada yang namanya mie ongklok. Ini khas banget karena hampir-hampir tak ada di tempat lain. Ya hanya ada di Wonosobo.
"Beda, beda banget kalau yang ini. Pakai sayur kucai dan kol, terus ditumpahi saus tapioka kental berbumbu bawang. Lauknya juga bukan ayam seperti mi kebanyakan, tapi pakai sate sapi dan geblek kayak cireng. Nyarik'o di kota lain yang persis seperti ini kalau ada," kata Joko Widodo (bukan presiden), wisatawan asal Semarang saat makan di warung mi ongklok dekat alun-alun Wonosobo.
Mie ongklok memang trademark Wonosobo. Bahkan di Temanggung dan Banjarnegara yang notabene bertetangga pun sulit mencari mi ongklok. Kalau di Wonosobo warung mi ongklok ada di mana-mana.
Mengapa dinamai Mie Ongklok?
[caption id="attachment_392100" align="alignnone" width="900"] Mie Ongklok di kawasan kuliner Jl. Ahmad Yani, Wonosobo. Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
"Disebut mie ongklok karena membuatnya dengan cara diongklok-ongklok (dicelupin air panas berkali-kali) kayak gini. Penyaringnya pakai anyaman bambu. Bisa juga pakai saringan alumunium, tapi kan kalau gitu jadinya nggak khas lagi. Mesti pakai bambu yang sudah jalan sejak nenek moyang dulu," kata Bu Tris yang buka warung mi ongklok di kawasan kuliner jalan Ahmad Yani, Wonosobo.
Ada beberapa bahan yang dipakai untuk meracik mie ongklok. Yang pertama mie kering yang direbus sampai lunak.
"Mie yang dipakai khusus yang tipis buatan Purwokerto. Teksturnya lembut tidak begitu kenyal. Bisa sih pakai mie yang di pasar, tapi jadinya nggak khas mie ongklok," tambahnya.
[caption id="attachment_392102" align="alignnone" width="900"] Irisan kol dan kucai pelengkap Mie Ongklok. Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Kemudian campurannya adalah kol dan daun kucai. Kata penjualnya, daun kucai itu punya aroma yang bikin sedap. Mirip rumput kecil tapi beraroma kayak daun bawang.
Dan yang benar-benar jadi ciri khas mie ongklok adalah saus tapioka. Warnanya coklat dan kental. Sausnya sudah dibumbui dengan garam dan bawang. Mirip-mirip saus lunpia kalau di Semarang.
[caption id="attachment_392104" align="alignnone" width="900"] Sate daging sapi menemani nikmatnya menyantap Mie Ongklok. Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Setelah mie dan sayur dimasukkan ke dalam saringan bambu, lalu dicelupkan ke air mendidih. Diangkat dicelupin lagi berkali-kali. Itu yang namanya diongklok tadi. Setelah cukup, lalu dituang ke mangkok. Diatasnya dikasih irisan tahu lalu diguyur saus tapioka. Siap dihidangkan.
[caption id="attachment_392099" align="alignnone" width="900"] Tempe kemul atau tempe goreng tepung dan Geblek atau aci bumbu goreng sebagai teman makan Mie Ongklok. Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Di meja disediakan Geblek, gorengan dari aci berbumbu. Mirip cireng tapi ini pakai campuran daun bawang. Tinggal ambil buat lauk tambahan. Kalau lauk utama adalah sate sapi. Jadi menikmatinya selang seling, habis sesendok dua sendok mi, diselingi makan sate.
Harga mi ongkok sangat terjangkau di kantong kebanyakan. Ada yang 10 ribu, ada yang 12 ribu tergantung warung masing-masing. Itu mi ongklok aja ya. Kalau geblek dan sate sapi tinggal itung aja lagi berapa yang dimakan.
[caption id="attachment_392103" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Mi ongklok memang kuliner yang mesti dicoba saat ke Wonosobo, khususnya sehabis pulang dari jalan-jalan ke Dieng. Di tengah dinginnya udara, menyantap mi ongklok yang hangat, benar-benar klop!
Teguh Joko Sutrisno | Wonosobo, Jawa Tengah