Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan bahwa tingkat inflasi pada tahun ini akan lebih rendah dari 2 persen. Jauh di bawah rata-rata tingkat inflasi tahunan selama lima tahun terakhir di kisaran 3 persen. Ancaman resesi akibat melemahnya perekonomian dan menurunnya daya beli masyarakat Indonesia, menyebabkan tingkat inflasi pada 2020 akan jauh lebih rendah dari sasaran target di kisaran 3 plus minus 1 persen."Kami perkirakaan inflasi sampai dengan akhir tahun 2020 akan tetap rendah bahkan dapat lebih rendah dari 2 persen atau di batas bawah sasaran 3 plus minus 1 persen," katanya secara virtual seperti dikutip dari laman Viva, Kamis (22/10/2020).Perry menekankan, kondisi tersebut tidak terlepas dari permintaan barang yang belum kuat, terjaganya ekspektasi inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah, ketersediaan pasokan hingga harga komoditas pangan global yang rendah."Sampai September 2020 inflasi sangat rendah di seluruh daerah dan secara nasional tercatat 1,42 persen year on year. Hal ini sejalan dengan permintaan yang belum kuat, nilai tukar rupiah, ketersediaan pasokan seperti panen di sejumlah sentra produksi," tuturnya.Pada 2021, dia meyakini perkembangan inflasi kembali pulih dan terkendali, meskipun terdapat sejumlah risiko dari pemulihan inflasi tersebut. Sebab, menurutnya, ekonomi rakyat akan membaik dari dampak pandemi COVID-19."Perlu kita waspadai antara lain meningkatnya permintaan domestik sejalan dengan proses pemulihan ekonomi nasional, kesinambungan pasokan dan distribusi pangan antar daerah dan antar waktu maupun pengaruh tertunda dari ekspansi moneter yang dilakukan pada 2020," ujarnya.Karena itu, dia mengharapkan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, daerah dan BI melakukan berbagi inovasi program pengendalian inflasi. Itu perlu terus diperkuat untuk memastikan tetap terjaganya inflasi dalam rentan sasaran yang telah dicapai sejak 2015.
BI Waspadai Meroketnya Permintaan Domestik, Ekonomi RI Pulih 2021
Kamis, 22 Oktober 2020 - 18:35 WIB
Baca Juga :