Muncul di media sosial, sebuah foto yang diklaim sebagai pasukan Brimob China bersenjata lengkap yang sengaja didatangkan ke Bogor.
Beredar di media jejaring sosial Facebook sebuah postingan foto yang diklaim oleh akun bernama Aulia Jihan, sebagai pasukan Brimob China bersenjata lengkap yang sengaja didatangkan ke Bogor. Hal ini ditegaskan dalam kolom status postingan fotonya.
Berikut status lengkap yang dimaksud:
"YANG TERTUTUP MUKANYA ITU BRIMOB DARI CHINA KOMUNIS TIONGKOK
YANG SENGAJA DI DATANGKAN UTK MEMBANTAI RAKYAT
PASUKAN NINJA LENGKAP PAKAI SENJATA.
LOKASI DI BOGOR."
Postingan foto yang dibagikan pada Selasa 20 Oktober 2020 tersebut, memperlihakan sejumlah anggota kepolisian tengah menggelar apel pasukan, di depan Markas Detasemen Polisi Militer (DENPOM) III/1.
[caption id="attachment_390276" align="alignnone" width="1414"] Postingan akun Aulia Jihan (Screenshot Facebook)[/caption]
Hingga artikel diturunkan, postingan ini telah mendapat respon dari publik dengan 73 reaksi, 18 komentar dan telah 89 kali dibagikan oleh pengguna Facebook.
Lantas benarkah klaim akun Aulia Jihan, bahwa pasukan tersebut adalah Brimob dari China yang didatangkan ke Bogor?
Berikut krosceknya.
Penelusuran Kroscek ANTVklik, berdasarkan informasi yang terekam dalam foto, ada sebuah apel pasukan keamanan, lokasi di depan DENPOM III/1, kemudian waktu foto tersebut tertera 20/10/2020 pukul 09.40.
Lewat mesin pencarian Google dengan kata kunci informasi yang terekam dalam foto tersebut, diperoleh hasil merujuk ke situs jabar.antaranews.com, dengan artikel berjudul “Jelang kedatangan PM Jepang Suga, jalan di seputar Istana Bogor steril”
Dalam artikel yang dimuat pada Selasa, 20 Oktober 2020 ini, dipaparkan, menjelang kedatangan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dan rombongan ke Istana Bogor, Selasa siang, Polresta Bogor Kota sudah mensterilkan kawasan seputar Istana Bogor yakni Jalan H Juanda, Jalak Harupat, dan sebagian Jalan Sudirman, mulai sekitar 10:00 WIB.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dijadwalkan diterima oleh Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Selasa, pada kunjungan kenegaraannya ke Indonesia selama dua hari, Selasa dan Rabu (20-21/10).
Pengamanan dan sterilisasi yang dilakukan Polresta Bogor Kota dan adalah pemasangan "water barrier" di tempat-tempat tertentu menuju ke ring satu Istana Bogor.
Pemasangan "water barrier itu antara lain, di Jalan H Juanda dekat pertigaan Jalan Paledang, Jalan Gedung Sawah dekat Hotel Salak, Jalan Sudirman dekat pertigaan Jalan Pengadilan, serta di Jalan Jalan Harupat dekat pertigaan. Jalan Raya Pajajaran.
Di Jalan Raya Pajajaran, di depan Gedung Bakorwil, tampak petugas memasang kawat berdiri, guna mengantisipasi adanya massa demo yang mendekati Istana Bogor.
Akibat penutupan jalan tersebut, maka Jalan H Juanda, Jalan Jalak Harupat, dan sebagian Jalan Sudirman tampak lengang. Di depan Gedung Bakirwil Jawa Barat, tampak ada empat unit mobil truk personil polisi, serta dipertigaan kantor Denpom III/1, ada kendaraan panser dan kendaraan barakuda.
Di sepanjang Jalan H Juanda dan Jalan Jalak Harupat juga tampak anggota polisi dan TNI berjaga-jaga, sedangkan personil dari Brimob tampak berjaga-jaga di Jalan Sudirman di depan Rumah. Sakit Salak.
Sekitar 30 meter dari personil Brimob yangberjaga-jaga, tampak puluhan mahasiswa melakukan aksi demo di dekat pembatas "water barrier" yakni melakukan orasi terkait UU Cipta Kerja.
Sebelumnya diberitakan, PM Jepang Yoshihide Suga, dijadwalkan mengunjungi Istana Bogor, pada Selasa sore hingga malam, mulai sekitar pukul 14:30 WIB sampak sekitar pukul 19:45 WIB.
(link artikel: https://jabar.antaranews.com/berita/208321/jelang-kedatangan-pm-jepang-suga-jalan-di-seputar-istana-bogor-steril)
Jadi klaim akun Facebook Aulia Jihan, yang menyebut pasukan Brimob Tiongkok bersenjata di Bogor adalah tidak benar. Faktanya mereka adalah personil dari Brimob dan TNI yang berjaga-jaga menjelang kedatangan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dan rombongan ke Istana Bogor.
Mengacu jenis hoaks dari First Draft, informasi ini masuk kategori hoaks jenis misleading content atau konten yang menyesatkan.
Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
Baca juga: