Mats Hummels Kenang Pertandingan Perdana di Bundesliga: Gugup Sepanjang Babak Pertama

Mats Hummels Kenang Pertandingan Pertama di Bundesliga: Gugup Sepanjang Babak Pertama (Foto: Instagram) (Foto : )

Mats Hummels belum lama ini berbagi cerita tentang pengalamannya menjalani pertandingan pertama di Bundesliga. Bek Borussia Dortmund itu mengaku sangat gugup sepanjang babak pertama hingga harus diberi semangat oleh rekan satu tim dan pelatihnya. Sebelum bermain di Bundesliga bersama Dortmund, Hummels merupakan pesepakbola jebolan Akademi Bayern Munich. Hummels pun mengenang saat pertama kali dipercaya pelatih tim juniornya untuk bermain dari babak pertama. Bukannya bersemangat, ia justru merasa tegang di sekujur tubuhnya dan menolak untuk bermain.“Saat akan menjalani pertandingan pertama aku merasa sangat gugup,” kata Hummels seperti dikutip dari kanal YouTube Alica Schmidt.“Waktu itu aku berumur 17 tahun, satu hari sebelum pertandingan, pelatih Bayern datang kepadaku dan berkata: ‘Mats, saya ingin kamu main dari babak pertama.’ Aku langsung merasa gugup selama sekitar 10 menit dan otot-ototku menjadi tegang selama berlatih,” ujarnya kemudian.[caption id="attachment_385776" align="alignnone" width="800"] YouTube/Alica Schmidt[/caption]Hummels melanjutkan, “Setelah 10 menit berlatih, aku bilang pada pelatihku: ‘Saya tidak bisa bermain besok.’ Setelah itu aku bolos latihan selama 3 hari.”Bek berusia 32 tahun itu kemudian menceritakan pengalaman pertamanya bermain di Bundesliga bersama Dortmund. Saking gugupnya, setiap kali mendapat bola, Hummels langsung mengoper kepada rekan setimnya.“Pada pertandingan perdanaku di Bundesliga, aku benar-benar merasa gugup sepanjang babak pertama. Aku tak bisa melakukan hal-hal yang biasa aku lakukan ketika aku bermain. Aku tak ingin buang-buang waktu. Ketika aku mendapatkan bola, aku buru-buru mengopernya kepada pemain lain. Padahal biasanya, aku bukan pemain yang seperti itu,” kenang Hummels.https://www.instagram.com/p/CBYaDOIKfce/Pada saat turun minum, ia mendapat nasehat dari rekan satu tim dan pelatihnya untuk menghilangkan rasa gugup sehingga bisa menikmati permainan.“Setelah babak pertama, rekan setimku dan pelatih menghampiriku dan bilang padaku aku tidak boleh gugup, cukup bermain seperti biasa. Itu sangat sulit. Karena banyak orang di dalam satu stadion. Pertandingan pertama di Cottbus dengan sekitar 16 ribu penonton. Tapi pertandingan pertama di Dortmund merupakan pengalaman yang sangat gila,” tuturnya.