Sephia itu adalah warna. Merujuk pada perpaduan antara coklat dan abu-abu. Seperti itulah yang pernah saya saksikan saat senja temaram di bukit Goa Rong, kawasan Rawa Pening, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Goa Rong, sebenarnya adalah sebuah bukit yang dibawahnya membentang lembah luas, dengan bagian ujungnya bertemu dengan danau Rawa Pening. Nama Goa Rong dipakai karena di sudut bukit ada sebuah goa kecil yang oleh orang sini disebut rong yang artinya lubang.
Dari cerita mulut ke mulut, kemudian banyak yang tahu tempat ini. Area goa rong berada di kawasan perkebunan karet yang dikelola Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, yang kemudian mengembangkan area ini menjadi wisata gardu pandang. Maka wisatawan pun pada berdatangan untuk menyaksikan keindahan alam dari bukit Goa Rong.
[caption id="attachment_383131" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Cara menuju ke sini, kalau dari Kota Semarang arahkan kendaraan ke selatan (jalur Semarang-Solo) sekitar 35 kilometer.
Setelah melewati jembatan Tuntang, belok ke kiri menuju Tlogo Resort. Dari situ, belok ke kanan dan naik menyusuri hutan karet. Jalannya berkelak-kelok dan berujung pada lahan datar yang lumayan luas untuk parkir. Jalan kaki seratus meter sudah sampai di titik paling bagus untuk menyaksikan panorama.
[caption id="attachment_383130" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
"Kalau ke sini paling bagus itu sore, jam-jam lima lah. Karena bisa menyaksikan sunset yang jarang-jarang ada di tempat lain, karena bisa sekaligus melihat Rawa Pening yang berubah warna terbias sinar matahari yang mau terbenam," kata Gianto, petugas Goa Rong View.
[caption id="attachment_383132" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Memang benar, lepas jam 5 sore langit di barat sudah mulai merona jingga. Semburatnya menimpa permukaan air rawa pening yang terlihat utuh dari sini. Cahaya yang membias membuat warna Rawa Pening yang sebelumnya kebiruan, kini kesannya berwarna sephia. Terasa klasik. Kampung nelayan di pinggirannya juga terlihat syahdu saat perahu beranjak pulang dan merapat kembali.
"Ini sih pas buat menenangkan diri, ayem tentrem," kata salah satu wisatawan.
Ada lagi yang tempat yang bikin lebih tenang lagi. Mushola yang dibangun agak menjorok di lembah. Dinding pembatasnya dibuat dari kaca yang seakan menyatu dengan alam. Kalau pas ada kabut rasanya seperti melayang. Terbayang kan bagaimana tenangnya sholat di sini.
Teguh Joko Sutrisno | Kabupaten Semarang, Jawa Tengah