KROSCEK: PKI Masih Ada? Siapa yang Bersenjata dengan Lambang PKI Ini?

fi (Foto : )

Muncul di media sosial, sebuah foto yang menjadi sorotan, apakah PKI masih ada dan siapa orang bersenjata dengan lambang PKI ini. Beredar di media jejaring sosial Facebook sebuah foto yang diunggah oleh akun atas nama Atira Atira dan dibagikan dalam Grup Publik Zona Oposisi. Foto memperlihatkan sejumlah pria dan beberapa wanita tengah memegang dan mengacungkan senjata laras panjang, mengenakan slayer menutup sebagian wajah dan berbendera dengan logo palu arit, identik dengan logo Partai Komunis Indonesia (PKI). Pemilik akun menyantumkan status dalam unggahannya, dengan menulis, “Betulkah PKI tidak ada ??? Lalu siapa mereka ini yg bersenjata dgn lambang PKI ???,”   [caption id="attachment_383049" align="alignnone" width="889"] Unggahan foto yang disorot di Facebook (Screenshot Faceboo/Atira Atira)[/caption] Status dan unggahan yang dibagikan 4 Oktober 2020 ini telah direspon publik sebanyak 49 reaksi, 31 kali dilihat dan sempat dibagikan 204 kali oleh pengguna Facebook. Kemudian benarkah foto yang diunggah ada di Indonesia? Menjawab keraguan pemilik akun terhadap keberadaan PKI yang sejak dulu dinyatakan sudah tidak ada. Berikut krosceknya Kroscek diawali dengan menelusuri sumber gambar. Melalui pencarian di Google images tools, diperoleh fakta bahwa foto tersebut merupakan tentara rakyat baru komunis Filipina yang berafiliasi dengan PKI di Filipina, seperti dilansir jatibarang.blogspot sesuai hasil pencarian teratas. Jadi foto bukan berasal dari Indonesia.   [caption id="attachment_383072" align="alignnone" width="994"] Kroscek dan penelusuran. (Kolase screenshot Google)[/caption] Kroscek dan penelusuran terkait tentara rakyat baru Filipina yang berafiliasi dengan PKI di Filipina ini, ditemukan dalam situs berita asing The new York Times, dalam artikel berjudul “Philippines Killed Communist Rebels Near Manila, Military Says”, yang dipublish pada 29 Nopember 2017. [caption id="attachment_383074" align="alignnone" width="1335"] Kroscek dan penelusuran. (Kolase screenshot Google, nytimes.com)[/caption] Berikut petikan berita The New York Times, setelah diterjemahkan, “Lima belas gerilyawan komunis tewas dalam bentrokan dengan pasukan Filipina di selatan Manila pada hari yang sama ketika pemerintah menutup pintu pembicaraan damai dengan pemberontak, kata militer pada Rabu. Pertempuran hebat meletus pada Selasa malam setelah gabungan polisi dan pasukan militer mengejar unit Tentara Rakyat Baru komunis di dekat kota Nasugbu, sekitar 45 mil selatan Manila, menurut militer. Penjara. Jenderal Arnulfo Marcelo Burgos, komandan brigade infanteri setempat, mengatakan seorang pemimpin gerilyawan diyakini tewas. Pasukan di pedesaan telah membangun kekuatan mereka untuk melawan Tentara Rakyat Baru, sayap bersenjata Partai Komunis bawah tanah Filipina, yang telah terlibat dalam pembicaraan damai tanpa henti dengan pemerintah. Tahun lalu, Presiden Rodrigo Duterte mulai bernegosiasi dengan pemberontak segera setelah menjabat. Pendiri Partai Komunis yang diasingkan sendiri, Jose Maria Sison, pernah menjadi profesor universitas Duterte, dan Duterte berharap untuk menandatangani kesepakatan damai sebelum masa jabatan enam tahunnya berakhir pada 2022.” Dari kroscek dan penjelasan dapat disimpulkan, foto yang diunggah yang memperlhatkan sejumlah pria dan beberapa wanita tengah memegang dan mengacungkan senjata laras panjang berbendera palu arit bukanlah di Indonesia melainkan di Filipina. Informasi ini masuk dalam false context atau konteks yang keliru. False context adalah sebuah konten yang disajikan dengan narasi dan konteks yang salah. False context biasanya memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.