Ramai pesan berantai lewat Whatsapp, yang menyebut China menargetkan 100 juta penduduk Indonesia mati melalui vaksin China.
Beredar lewat aplikasi pesan singkat Whatsapp, yang menyebut China menargetkan sebanyak 100 juta penduduk Indonesia mati melalui vaksin. Narasi ini beredar melalui grup Whatsapp.
Berikut narasi selengkapnya:
“Hati hati vaksin bisa membunuh jiwa. Cina mentargetkan 100 jt penduduk indonesia mati melalui vaksin cina. Jangan ada yg mao divaksin. Biar cina bangkrut ini bisnis WHO. Yahudi nasoroh cina. Yg jadi tujuan umat islam. Kita wajib waspada. Negara di Rezim jokowi jadi amburadul. Lengserkan jokowi pemimpin keblingeerrrr.”
[caption id="attachment_381570" align="alignnone" width="436"] Pesan yang beredar di Whatsapp. (Foto: Screenshot Whatsapp)[/caption]
Benarkah pesan yang beredar tersebut? Berikut krosceknya.
Seperti dilansir turnbackhoax.id, Kamis (1/10/2020), mengacu situs medcom.id, berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa China menargetkan 100 juta penduduk Indonesia mati melalui vaksin China adalah klaim yang menyesatkan.
Faktanya, pemerintah tidak hanya mengandalkan satu sumber dalam pengadaan vaksin. Selain Sinovac dari Cina, Pemerintah juga menjajaki kerja sama dengan perusahaan farmasi lain seperti Pfizer, Johnson and Johnson, Astra Zeneca dan Cansino Biologics.
Informasi ini dimuat situs katadata.co.id, dengan cuplikan kutipan sebagai berikut:
“Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan, perwakilan Sinovac akan meninjau pelaksanaan uji vaksin Covid-19 di Bandung, dalam waktu dekat. Sebaliknya, perwakilan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagai otoritas yang berwenang dalam perizinan vaksin akan ke Beijing. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, penyuntikan dosis kedua vaksin Sinovac di Bandung telah dilakukan pada pertengahan September lalu.
Setelah itu, pemerintah akan mengumumkan hasil uji pada pertengahan bulan depan. Bagaimanapun, pemerintah tidak hanya mengandalkan satu sumber dalam pengadaan vaksin. Selain Sinovac, pemerintah juga menjajaki kerja sama dengan perusahaan farmasi lain. Di antaranya, Pfizer, Johnson and Johnson, Astra Zeneca dan Cansino Biologics.”
(Artikel ini telah tayang di katadata.co.id dengan judul "Medio Oktober, Pemerintah Umumkan Hasil Uji Vaksin Corona Sinovac" , https://katadata.co.id/pingitaria/berita/5f72fc790f420/medio-oktober-pemerintah-umumkan-hasil-uji-vaksin-corona-sinovac)
Kroscek berikutnya, PT Bio Farma akan memproduksi vaksin jika calon vaksin dari Sinovac dinyatakan lulus uji klinis. Hingga Senin 28 September 2020, dilaporkan uji klinis terhadap calon vaksin Sinovac memasuki tahap ketiga dan berjalan dengan baik.
Informasi ini dimuat nasional.kompas.com, dengan cuplikan kutipan sebagai berikut:
"Berdasarkan komunikasi dengan tim uji klinis, Profesor Kusnadi dan juga timnya, kami tadi pagi melakukan rapat dan memperoleh informasi bahwa laporan yang diterima sampai saat ini uji klinis berjalan dengan lancar," kata Retno. "Dan tidak diperoleh efek yang berat. Jadi intinya dapat berjalan dengan lancar dan sejauh ini hasilnya baik," papar Retno. "Ia mengatakan, saat ini pemerintah dan Sinovac terus memantau kesiapan PT Bio Farma sebagai calon produsen utama vaksin Covid-19.
Adapun pada 20-24 September tim dari Sinovac berkunjung ke pabrik PT Bio Farma di Bandung, Jawa Barat, untuk meninjau kesiapan perusahaan medis BUMN tersebut. Delegasi Sinovac secara khusus mengunjungi Gedung 21 dan 43 di pabrik PT Bio Farma. Gedung 21 akan digunakan untuk memproduksi calon vaksin dari Sinovac. Adapun Gedung 43 akan digunakan sebagai tempat memproduksi kandidat vaksin dari Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI). "Sebagaimana teman-teman pahami, Bio Farma memiliki total kapasitas produksi vaksin yang sudah naik dari 100 juta menjadi 250 juta (unit vaksin)," lanjut Retno”
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemerintah Sebut Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Sinovac Berjalan Lancar", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2020/09/28/13441601/pemerintah-sebut-uji-klinis-vaksin-covid-19-dari-sinovac-berjalan-lancar?page=all.)
Penelusuran lain, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menyebut total jumlah sasaran yang akan diberi vaksin pada tahap awal sebanyak 102,45 juta orang. Mereka ini terdiri dari sejumlah kelompok prioritas.
Pernyataan ini dimuat cnnindonesia.com, dengan cuplikan kutipan sebagai berikut:
“Kelompok pertama, orang yang berada di garda terdepan dalam menangani covid-19. Total orang yang menjadi sasaran pemberian vaksin sebanyak 1,31 juta orang. Kedua, orang yang memiliki kontak erat dengan pasien covid-19. Target sasaran pada kelompok ini sudah ditetapkan sebanyak 50 ribu orang. Ketiga, orang yang bertugas di bidang pelayanan publik dengan sasaran sebanyak 715 ribu orang. Untuk pelayanan publik, pemerintah akan mendistribusikan vaksin dalam empat tahap.
Untuk tahap pertama diberikan untuk 344 ribu orang, tahap kedua sebanyak 94 ribu orang, tahap ketiga sebanyak 159 ribu orang, dan tahap keempat 118 ribu orang. Kelompok keempat, masyarakat umum dengan sasaran berjumlah 92,28 juta orang. Proses distribusinya akan dilakukan dalam lima tahap. Kelima, untuk tenaga pendidik sebanyak 4,36 juta orang. Terakhir, aparatur sipil negara (ASN) hingga lembaga legislatif yang sebanyak 3,72 juta orang”
(Artikel telah tayang di cnnindoesia.com, dengan judul: “Rincian Orang yang Dapat Prioritas Vaksin Corona di Awal 2021” https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200928154051-532-551896/rincian-orang-yang-dapat-prioritas-vaksin-corona-di-awal-2021)
Dari kroscek dan penjelasan, dapat disimpulkan pesan yang beredar lewat Whatsapp yang menyebut China targetkan 100 Juta penduduk Indonesia mati melalui vaksin China adalah hoaks.
Informasi masuk kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.
Misleading content dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.