Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Lokasi bengkel dokar ada di kampung Kalipawon, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, sebelah barat Museum Kereta Api Ambarawa. Bisa jadi ini adalah bengkel dokar satu-satunya di Kabupaten Semarang. Bahkan pemilik dokar dari Kota Semarang, Salatiga, Ungaran, hingga Magelang mempercayakan perawatan dan perbaikan dokar di sini."Lha kemana lagi? Nggak ada yang lain, ya cuma di sini kalau mau serpis dan dandan-dandan," kata Pak Suprat, kusir dokar yang biasa mangkal di Pasar Ambarawa.Mbah Lus bekerja sendirian di bengkelnya. Tak sekedar jadi "dokter". Ia juga merangkap jadi "bidan". Sudah banyak dokar-dokar baru "lahir" di tangannya. Ia menerima pesanan pembuatan dokar.Semua proses pembuatan dokar dilakukan secara manual. Dari membuat pelek roda, membentuk besi pelapis, mengerjakan pande, hingga merancang dan merangkai kayu jadi bentuk dokar ia lakukan sendiri. Butuh waktu satu bulan untuk menyelesaikannya.[caption id="attachment_381333" align="alignnone" width="900"] Mbah Lus juga mahir sebagai pande besi, membuat segala kebutuhan besi untuk Dokar. Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]"Dulu karyawan sampai 8 orang, sekarang saya kerjakan sendiri. Lha mobil kan semakin ramai, ya dokar otomatis berkurang. Tapi hanya berkurang, kalau ilang sih enggak, lha wong dokar sejarah, ilang nggak bisa, kalau ngurangin iya," tuturnya.[caption id="attachment_381336" align="alignnone" width="900"] Salah satu pernak-pernik Dokar yang terbuat dari besi. Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Alat yang dipakai sama dengan alat pertukangan kayu. Seperti gergaji, tatah, pethel, penyerut, palu dan lain-lain. Menurut mbah Lus, alat-alat manual ini lebih fleksibel untuk membentuk bagian-bagian dokar yang memang banyak lengkungan."Itu ada alat untuk nekuk-nekuk besi, peninggalan Belanda buatan tahun 1919. Dulu dipakai mertua untuk merakit per besi. Awet dan kuat, sampai sekarang masih saya pakai itu," terangnya.Bahan baku sebagian besar adalah kayu, dan tidak bisa sembarangan jenis kayu yang dipakai. Harus kayu jati tua. Selain kuat juga awet dan tahan lama hingga puluhan tahun.[caption id="attachment_381339" align="alignnone" width="900"] Semua dikerjakan Mbah Lus secara manual tanpa alat modern. Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]"Kalau nggak jati nggak bisa. Soalnya kan kuat dan tahan lapuk. Apalagi bagian roda, berputar terus butuh yang kokoh," lanjutnya.Bahan lain yang juga sangat penting adalah besi. Ada yang dipakai untuk melapis kayu, ada juga yang dipasang sebagai as roda. Untuk besi kecil, dibentuk sedemikian rupa jadi ornamen penghias dokar. Seperti tempat lampu atau tiang penyangga atap.Sebagai satu-satunya bengkel dokar tentu Mbah Lus jadi andalan para kusir sekaligus pemilik dokar. Hampir setiap hari ada saja yang datang untuk perbaikan.Hampir semua bagian dokar butuh perawatan dan perbaikan, terutama roda kayu yang menyangga beban.Dokar buatan Mbah Lus banyak dipesan dari berbagai daerah. Jika dulu sebagian besar pemesannya adalah kusir dokar, kini lebih banyak dipesan untuk koleksi.Satu dokar ukuran standar dijual seharga Rp20 juta. Kalau ongkos perbaikan disesuaikan dengan tingkat kerusakannya.