Perempuan cantik ini bernama Blanche Monnier. Saat itu berusia 25 tahun. Cantik dan menawan hati. Berasal dari keluarga sosialita Prancis yang dihormati. Namun, kehidupan perempuan ini berubah drastis. Dikurung ibunya hingga 25 tahun di loteng rumah mewahnya. Apa pasal? Mencintai pria miskin!
Kisah ini sangat populer di Prancis bahkan daratan Eropa kala itu. Pria yang berhasil merebut hati Blanche Monnier bukanlah sosok yang kaya.
Blanche Monnier lahir pada 1 Maret 1849, yang juga dikenal di Prancis sebagai la Séquestrée de Poitiers ("The Confined Woman of Poitiers"), adalah seorang wanita dari Poitiers, Prancis.
Ketika itu 1876, Blanche Monnier berusia 25 tahun. Cintanya bertumbuh saat makin mengenal sosok pengacara yang tinggal di dekat rumahnya. Benjamin namanya.
[caption id="attachment_379280" align="alignnone" width="600"] Blanche Monnier yang cantik menjadi idola banyak pemuda.[/caption]
Hari lepas hari, cinta Blanche makin mendalam, hingga keduanya bersepakat menikah.
Namun, keputusan mereka membuat ibunya naik pitam. Menentang keras hasrat berumah tangga Blanche dan Benjamin. Madame Louise Monnier malu, putrinya tidak mendapat suami yang sepadan, suami yang kaya, suami yang beradarah bangsawan.
Ya! Benjamin adalah putra seorang pengusaha yang bangkrut di Kota Poitiers, Prancis. Blanche bergeming. Kawin lari mereka lakukan. Ini membuat Madame Louise Monnier Demarconnay kehilangan akal sehatnya.
[caption id="attachment_379273" align="alignnone" width="700"] Louise Monnier, ibunda Blanche Monnier.[/caption]
Madame Monnier mengambil keputusan emosional yang akan dia sesali hingga akhir hayatnya. Ia mengunci anaknya di loteng. Berharap ruangan kecil di atas rumahnya ini bisa menjadi bilik introspeksi bagi Blanche. Mengubah pikirannya.
Namun, tetap saja Blanche kukuh dengan keputusan cintanya pada Benjamin. Hari berganti bulan. Bulan pun berganti tahun. Teriakan Blanche meminta tolong tak lagi terdengar.
Hingga 25 tahun berlalu. Benjamin yang jauh lebih tua dari Blance telah meninggal dunia.
[caption id="attachment_379284" align="alignnone" width="700"] Surat kaleng yang ditujukan kepada Jaksa Agung berisi penyekapan Blanche oleh ibunya.[/caption]
Suatu hari, pada 23 Mei 1901, sebuah surat di kantor Jaksa Agung kota Poitiers, Prancis. Surat ini memberitahukan pengurungan Blanche di loteng rumah Madame Monnier yang lokasinya di jalan "21 rue de la Visitation" kawasan orang-orang kaya di Poiters.
Tentu saja surat ini memunculkan kehebohan, menjawab hilangnya nona Blanche selama bertahun-tahun. Juga memunculkan keraguan karena Madame Monnier dikenal baik dan murah hati.
Madame Monnier bahkan telah menerima penghargaan atas kemurahan hatinya beramal dan sumbangannya bagi kota itu. Putranya, Marcel, bahkan adalah pengacara terhormat.
Polisi kemudian mendatangi rumah Madame Monnier. Mereka mencium bau busuk dari salah satu kamar di loteng/lantai atas. Pintunya digembok.
Polisi membobol gembok dan masuk ke dalam ruangan. Aroma busuk menyengat! Gelap gulita! Satu-satunya jendela yang ada diruangan itu justru ditutup rapat oleh gorden tebal. Ruangan loteng ini sungguh amat sangat kotor dan bau!
Mereka juga menemukan seorang perempuan kurus kering, berbaring di tempat tidur. Perempuan ini adalah Blanche Monnier. Kondisinya sangat memprihatinkan, dalam keadaan dirantai di tempat tidurnya! Bobot tubuhnya hanya 20 kilogram. Mengalami kekurangan gizi yang menyedihkan.
[caption id="attachment_379279" align="alignnone" width="700"] Blanche Monnier dalam kondisi menyedihkan saat pertama kali diselamatkan.[/caption]
Bagaimana tidak?! Setengah hidupnya, Blanche berbaring di tempat tidur, yang juga merupakan tempat dia makan, buang air kecil, dan buang air besar. Dia tidak pernah mandi. Perlahan, ia menjadi semakin kekurangan gizi. Kotoran menumpuk di sekelilingnya, dan ini membuatnya dikelilingi banyak tikus, seranggga dan rambutnya penuh kutu.
Polisi bergesas membawa Blanche ke rumah sakit Hôtel-Dieu Hospital, Paris.
Madame Monnier dan Marcel, kakak Blance ditahan. Kemarahan warga kota tak terbendung. Setiap hari mereka berkumpul di depan rumah keluarga Monnier. Berteriak melontarkan ujaran kebencian dan hujatan.
[caption id="attachment_379271" align="alignnone" width="700"] Potongan pemberitaan koran The New York Times, 8 Juni 1901[/caption]
Madame Louise Monnier tertekan, emosinya tidak stabil, apalagi usianya telah lepas 70 tahun saat itu. Alhasil, penyakit jantungnya tambah parah. Lima belas hari setelah penangkapannya, 9 Juni 1901, ia meninggal dunia.
[caption id="attachment_379281" align="alignnone" width="700"] Blanche Monnier saat berada dalam perawatan di sanatorium kota Blois, Prancis.[/caption]
Sedangkan Blanche Monnier makin didera masalah psikologisnya yang berkepanjangan sebagai akibat pengurungan selama 25 tahun oleh ibunya. Dia harus tinggal di sanatorium kota Blois, Prancis, selama 12 tahun hingga kematiannya pada 1913.
Sungguh miris apa yang dialami perempuan yatim ini!
Sadis!