Menkeu Sri Mulyani merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 lebih rendah dari sebelumnya. Kali ini prediksi pertumbuhan berada di kisaran minus 1,7 persen-minus 0,6 persen. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan revisi prediksi pertumbuhan ekonomi terbaru berada pada kisaran minus 1,7 persen-minus 0,6 persen. Angka tersebut lebih rendah dari prediksi sebelumnya yang berada di angka minus 1,1 hingga positif 0,2 persen. "Kementerian Keuangan melakukan revisi forecast pada September ini yang sebelumnya kita memperkirakan tahun ini minus 1,1 hingga positif 0,2 (persen). Kemudian forecast terbaru kita adalah kisaran minus 1,7 hingga minus 0,6 persen," kata Menkeu. Menurutnya, dengan prediksi terbaru ini menandakan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III tetap berada di zona negatif. Sedangkan kuartal IV diusahakan nol persen atau positif. Sri Mulyani menyebut, pada kuartal III, konsumsi rumah tangga dan lembaga non profit yang melayani rumah tangga masih berada di zona negatif, yaitu minus 3 hingga 1,5 persen. Sementara total outlook 2020 berada di kisaran minus 2,1-minus 1 persen. Namun untuk konsumsi pemerintah pada kuartal III diprediksi mengalami pertumbuhan positif, yaitu mencapai 9,8 hingga 17 persen. Sementara total outlook 2020 untuk belanja pemerintah berada di kisaran positif 0,6-4,8 persen. Sedangkan ekspor pada kuartal III masih berada di zona negatif dengan kisaran minus 13,9-minus 8,7 persen. Sehingga total outlook 2020 berkisar minus 9-minus 5,5 persen. Untuk impor pada kuartal III juga dalam zona negatif dengan total outlook 2020 berkisar minus 17,2-11,7 persen. Sri Mulyani menegaskan, untuk tahun depan tetap menggunakan prediksi sesuai RAPBN, yaitu pertumbuhan ekonomi di kisaran 4,5-5,5 persen. Namun ini tergantung dari perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia. Antara
Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2020 Sampai Minus 1,7 Persen
Selasa, 22 September 2020 - 13:06 WIB
Baca Juga :