Bantir adalah kompleks militer tua di lereng Gunung Ungaran. Bangunannya masih terawat dengan baik. Orang sini menyebutnya barak tentara. Salah satu yang membuat barak tentara Bantir banyak dibicarakan adalah cerita keangkerannya. Di sini, kesurupan massal sudah biasa.
Pada gerbang depan kompleks tertulis Kolat Rindam IV/Diponegoro. Itu artinya, ini adalah kompleks komando latihan militer di bawah naungan Kodam IV Diponegoro.
Meski begitu, banyak organisasi non militer dari sekolahan dan perguruan tinggi, organisasi masyarakat, pecinta alam, perkumpulan beladiri, dan lain-lain memanfaatkan kompleks ini untuk kegiatan diksar dan semacamnya.
Lazimnya barak militer, kompleks seluas lebih 4 hektar ini berdiri beberapa bangunan khas untuk tentara yang memanjang tanpa sekat. Seperti aula begitulah. Masing-masing bisa menampung 100 orang. Warna catnya hijau muda dengan pintu dan jendela berwarna hijau tua.
[caption id="attachment_376791" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Barak militer Bantir dibangun oleh Belanda. Pada jaman Jepang berkuasa, mereka memanfaatkan untuk kepentingan perang. Setelah Indonesia merdeka, barak tersebut dipakai untuk markas pejuang dan tentara republik. Hingga kemudian dijadikan kompleks latihan militer sampai sekarang.
Salah satu yang membuat barak militer Bantir banyak dibicarakan adalah cerita keangkerannya.
Banyak cerita seram yang terjadi terutama saat ada acara diksar dan pesertanya menginap di barak-barak. Misalnya, suara derap sepatu lars seperti tentara berbaris. Padahal tidak ada kegiatan militer apapun. Peserta yang kesurupan juga tak sekali dua kali terjadi, tapi hampir di setiap ada kegiatan.
"Waktu itu pas lagi malam renungan. Sebenarnya kita berkemah di lapangan, tapi karena hujan lalu pindah ke dalam barak. Ada salah satu peserta tiba-tiba berteriak, pandangannya kosong dan tubuhnya kaku. Hampir satu jam begitu. Untungnya ada kawan juga yang pintar, memberi doa, sehingga perlahan mulai pulih," kata salah satu siswa sebuah SMA di Semarang yang pernah menginap di barak.
Tak hanya satu orang, beberapa kawan lainnya juga kesurupan dengan tingkah yang berbeda-beda. Ada yang diam saja tapi menahan sesuatu, ada yang tiba-tiba berlari-lari.
"Suatu kali ada yang seperti komandan tentara berbaris, ada juga yang seperti anak buah dan mengikuti perintah," cerita warga Bantir yang enggan disebutkan namanya.
"Geli-geli tapi mesakke (kasihan) ya. Lha kadang kesurupannya barengan, ada yang sampai sepuluh orang dengan tingkah yang macam-macam," timpal lainnya.
[caption id="attachment_376793" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Warga yang tinggal di dekat barak ada yang rutin berjualan saat ada kegiatan di barak Bantir. Mereka seperti sudah terbiasa jika ada peristiwa kesurupan.
"Sudah biasa mas, kerep (sering). Mungkin karena selama diksar atau masa orientasi peserta baru kan banyak kegiatan melelahkan serta ada tekanan dari senior ke junior, sehingga ketika pikiran kosong terus kesurupan," kata penjual bakso di depan barak.
Ia melanjutkan, biasanya mereka yang kesurupan akan sembuh setelah diarahkan untuk baca doa. Kadang kalau kesurupannya banyak, ada salah satu anggota TNI yang tugas di barak, yang pintar dan pengalaman, membantu doa dan treat khusus menangani kasus kesurupan.
"Kalau sudah ditangani penjaga, biasanya bisa tenang," katanya.
Seorang siswa pengguna twitter punya cerita lain. Lewat threadnya di akun @kuchkuchanbin, Dahlia nama pengguna akun ini mengisahkan saat akan melaksanakan jurit atau renungan malam, tiba-tiba teman di dekatnya berteriak-teriak. Ia kaget dan ketakutan melihat raut wajah dan suara temannya yang kesurupan tadi. Semua langsung panik dan saling berkumpul, berpelukan.
"Semua kakak pembina dan guru pembimbing mengelilingi dia. Banyak temen temen gua yang nangis karena ketakukan. Bayangin kita semua cuma bisa pelukan di suasana yg mencekam. Lampu barak juga tidak terang, cenderung redup. Kelas gua termasuk paling belakang. Mau semaput rasanya," cerita Dahlia dalam threadnya.
Lalu ada salah satu anggota panitia yang punya kemampuan lebih, sehingga bisa mengatasi.
[caption id="attachment_376792" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]
Barak Militer Bantir sendiri berada di Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang. Kalau mau ke sini bisa lewat Ungaran atau Boja Kendal. Satu setengah jam berkendara kalau start dari Kota Semarang. Jangan lupa pakai jaket karena udaranya dingin.
Teguh Joko Sutrisno | Kabupaten Semarang, Jawa Tengah