Rokok klembak dan kemenyan sangat karib di mulut para penekun dunia mistis maupun spiritual. Ya! Kebanyakan dari mereka adalah perokok dan peminum kopi yang kuat. Rokoknya pekat beraroma klembak dan kemenyan. Aroma mistisnya membuat diri melayang di lautan gaib.
Kawan saya menolak ketika saya ajak turun mobil dan masuk ke Pasar Ngablak, Kabupaten Magelang. Alasannya, tak kuat bau asap rokok kemenyan.
Saya baru ingat. Dulu ia pernah masuk ke sini lalu pening dan muntah-muntah gara-gara bau asap rokok kemenyan. Traumatik!
Aroma itu memang jadi ciri khas Pasar Ngablak dan pasar-pasar lain di Kabupaten Magelang yang berada di lereng gunung ini.
Aroma kuat yang khas ini berasal dari rokok klembak dan kemenyan yang jadi kegemaran penduduk setempat. Dimanapun, baik di pasar, di tegalan (kebun), di rumah, apalagi kalau ada hajatan, asap rokok klembak dan kemenyan jadi pemandangan biasa.
Tapi bagi orang luar lebih-lebih dari kota, aroma rokok klembak dan kemenyan ini bisa bikin mual atau kebayang-bayang suasana mistis. Contohnya ya kawan saya tadi.
Pasar Ngablak sendiri merupakan pasar terbesar di kawasan lereng Gunung Merbabu sisi utara. Penduduk Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang maupun Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang menjadikan Pasar Ngablak sebagai sarana jual beli hasil bumi terutama sayur-sayuran.
Di sini pula, pedagang bahan rokok klembak dan kemenyan membuka lapak mereka.
Rokok klembak dan kemenyan, lazim disebut ringkas: rokok klembak menyan. Bahan campuran tembakaunya adalah klembak dan kemenyan yang memang lekat dengan bahan ritual mistisme. Nah! Terbayang kan baunya?
Pedagang sini tidak menyediakan rokok klembak menyan yang sudah jadi lintingan. Tapi hanya menjual bahan-bahannya untuk diracik sendiri.
[caption id="attachment_372341" align="alignnone" width="900"]
(Kalau yang sudah-sudah itu pakai kulit jagung, tapi sekarang lebih suka pakai kertas saja, lebih gampang dan praktis). Lalu mengapa sih kok orang sini merokok saja mesti pakai klembak dan kemeyan yang baunya bikin melayang pening, pusing bahkan kebayang-bayang suasana mistis? "Lha nggih pun kawit riyin tiyang ngriki udud'e nggih kados niki. Nek mboten ngangge klembak nopo menyan nggih sok mboten marem," jelas Pak Tumidi.
(Lha ya sudah dari dulu orang sini merokoknya seperti ini. Kalau tak pakai klembak atau kemenyan nggak mantap). Hal itu dibenarkan pedagang lainnya. Kata mereka, rokok melinting sendiri bisa disesuaikan selera. "Rokok biasa niko sok kenthengen. Nek niki kan saget diatur padet mbakone, kathah sithik'e klembak kalih menyane, nek pengen pedhes nggih disukani cengkeh," timpal Slamet usai mengepulkan asap rokok klembak menyannya ke udara.
(Rokok biasa itu terlalu ringan. Kalau ini bisa diatur kepadatan tembakaunya, banyak sedikitnya klembak dan menyan, kalau mau pedas ya ditambahkan cengkeh). Tumidi menambahkan, rokok klembak dan kemenyan punya khasiat. Selain memberi aroma wangi, juga membuat badan jadi segar, apalagi pekerjaan tani di gunung butuh tenaga ekstra. "Rasane seger, tur sok nek weteng lagi sebah niku saget mantun. Ning nggih niku, sing udud sakniki kantun tiyang sing pun sepuh-sepuh. Nek cah enem pun wegah udud klembak," tutur Tumidi.
(Rasanya seger, dan bikin perut sebah jadi sembuh. Tapi ya itu, sekarang yang merokok klembak tinggal orang yang sudah tua. Kalau yang muda-muda itu sudah nggak mau rokok klembak).
Kalau dipikir-pikir, tembakau saja punya zat nikotin yang berefek kurang bagus bagi kesehatan. Lalu bagaimana dengan klembak dan kemenyan?
Dari literatur yang saya telusuri, Klembak dan Kemenyan ternyata memiliki manfaat herbal. Berbagai bangsa sudah sejak lama memakainya untuk pengobatan tradisional.
[caption id="attachment_372332" align="alignnone" width="900"]